Jumat, 12 Oktober 2012

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit


I.                   PENDAHULUAN
                                      Kondisi umum kebun pabatu
A.    LETAK GEOGRAFIS DAN EKOLOGI
Kebun pabatu merupakan salah satu unit usaha yang di miliki oleh PTPN IV. Kebun Pabatu berjarak ± 7 km kearah utara dari kotamadya Tebing Tinggi dan ±87 km kearah utara dari Medan sedangkan dari arah selatan Kota Pematanng Siantar Kebun Pabatu berjarak ± 40 km.
Adapun Kebun Pabatu Berbatasan dengan :
·           Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi
·           Sebelah Selatan berbatasan dengan PTPN III Kebun Gunung Para
·           Sebelah Timur berbatasan dengan Kebun Sibulan  dan PTPN IV Kebun Dolok Ilir
·           Sebelah Barat berbatasan dengan PTPN III Kebun Gunung Pamela.

1.    Iklim
Keadaan iklim di Kebun Pabatu adalah berada pada daerah basah sekitar 150  LS dengan ketinggian pertanaman antara 0 – 500 m dpl. Curah hujan pada kebun ini sebesar 2000 – 2500 mm/tahun dan hujan relatif merata sepanjang tahun. Suhu di kebun ini adalah 29 – 30 0C dan intensitas penyinaran matahari sekitar 5 -7 jam/hari.
2.    Tanah
Unit Kebun Pabatu berada pada ketinggian + 300 meter diatas permukaan air laut dengan topografi bergelombang. Struktur tanah terdiri dari padsolik merah kekuningan (tekstur liat berpasir, drainase  baik/kelas II), padsolik cokelat kemerahan (tekstur liat berpasir, drainase cukup baik/kelas III) dan regosol cokelat kemerahan (tekstur pasir berlempung, drainase cukup/kelas II). Jenis tanah yang terdapat di kebun ini adalah jenis tanah padsolik, latosol dan regosol.
Tabel 1.Data Curah Hujan Kebun Pabatu 5 Tahun Terakhir dari Tahun 2007 s/d 2011
Bulan
2007
2008
2009
2010
2011
H.H
M.M
H.H
M.M
H.H
M.M
H.H
M.M
H.H
M.M
Januari
10
165
11
50
24
162
18
98
9
125
Februari
3
4
11
25
8
47
12
50
6
88
Maret
5
80
26
232
22
228
17
60
12
219
April
11
188
13
124
26
153
13
77
8
112
Mei
15
244
24
232
24
293
14
110
8
170
Juni
10
121
19
164
8
64
24
143
11
191
Juli
12
230
20
167
22
110
25
150
8
153
Agustus
11
184
21
152
26
102
27
181
13
222
September
13
236
28
308
26
213
23
167
10
109
Oktober
14
216
23
234
26
245
23
178
15
258
November
18
373
19
181
26
159
27
277
10
199
Desember
10
173
23
157
20
188
23
219
10
200
Total
132
2.214
238
2.046
258
1.964
246
1.710
120
2.046

A.    Luas Areal, Produksi dan Produktivitas
1.      Luas Areal
Areal di PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu meliputi :
-          Areal Tanaman Menghasilkan (TM)
-          Areal Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
-          Areal Tanaman Tahun Ini (TTI)
-          Areal Lain – lain (pembibitan, emplasment, dll)
Luas dari masing – masing areal sendiri ditunjukkan pada tabel sebagai berikut.
           Tabel 2. Data Luas Areal Kebun Pabatu
URAIAN
LUASAN HEKTAR  SETIAP AFDELING
JUMLAH SELURUH
I
II
III
IV
V
VI
VII
A. TM
649
682
673
608
572
474
461
4,119
B. TBM
-
-
-
-
57
135
226
418
C. TTI
-
-
-
-
111
124
2
262
D. LAIN - LAIN
288.04
98
113
95
118
88
155
955.04
TOTAL
962.04
780
786
703
858
821
844
5,754.04
2.      Produksi dan Produktivitas

Afd
Tahun, Luas Areal TM ( Ha ) / Jumlah Produksi ( kg )
Total
(kg)
2007      (3564 Ha)
2008     (3374 Ha)
2009       (4473 Ha)
2010      (4283 Ha)
2011         (4283 Ha)
I
1.194.320
8.045.490
13.163.540
16.368.800
16.195.500
54.967.650
II
18.480.270
12.947.150
15.155.950
16.342.550
15.673.650
78.599.570
III
16.572.530
4.601.480
9.890.770
14.199.960
15.084.500
60.349.240
IV
16.320.590
8.245.130
11.789.040
14.179.170
13.902.430
64.436.360
V
121.990
16.656.470
15.398.700
13.730.590
12.752.480
58.660.230
VI
14.764.280
16.323.550
15.761.340
13.256.780
12.299.380
72.405.330
VII
-
15.849.930
14.616.670
11.736.010
11.624.610
53.827.220
VIII
110.700
-
-
-
-
110.700
Total (kg)
67.564.680
82.669.200
95.776.010
99.813.860
97.532.550
443.356.300
    Tabel 3. Produksi TBS ( REAL) Unit Kebun Pabatu 5 Tahun Terakhir

Untuk produktivitas di Kebun Pabatu sendiri didapat dari perhitungan, yaitu total produksi di bagikan dengan luas keseluruhan areal TM. Perhitungannya adalah sebagai berikut.
-           Produktivitas tahun 2007 = total produksi : total areal TM
                                                 = 67.564.680 kg : 3564 Ha
                                                 = 18.958 kg TBS
                                                 = 18,958 Ton TBS/ha/tahun
Dengan perhitungan yang sama hasil produktivitas dari tahun-tahun yang lain dan hasilnya adalah :
- Tahun 2008 = 24,502 Ton TBS/ha/tahun
- Tahun 2009 = 21,412 Ton TBS/ha/tahun
- Tahun 2010 = 23,305 Ton TBS/ha/tahun
- Tahun 2011 = 22,772 Ton TBS/ha/tahun
Apabila di rata-ratakan, maka hasil yang di dapat adalah + 20 Ton TBS/ha/tahun





1.       HASIL PRAKTEK

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam membudidayakan kelapa sawit di kebun ini meliputi tanaman ulang, pembibitan, penanaman, pemeliharaan TBM, pemeliharaan TM, panen dan pengolahan panen. Adapun dari setiap tahapan akan dijelaskan sebagai berikut.
A.    Pembukaan Lahan Tanaman Ulang
Pembukaan lahan di kebun ini bersifat tanaman ulang. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada pembukaan lahan tanaman ulang adalah seperti survey areal, memancang rumpukan, menumbang, chipping, merumpuk, membuat teras kontur, merencek dan penyemprotan.
1.      Survey Areal
Pekerjaan yang dilakukan dalam survey areal adalah menetapkan luas areal yang akan di kerjakan serta melihat kondisi jalan, parit, teresan dan juga jumlah pohon.
2.      Memancang Rumpukan
Pancang rumpukan berfungsi sebagai jalur rumpukan tanaman kelapa sawit yang telah ditumbang. Untuk daerah tanah datar jarak antar rumpukan 15,49 m dengan panjang rumpukan 100 m, sedangkan untuk teresan jarak pancang rumpukan 9,4 m. Di daerah tanah datar panjang rumpukan minimal 100 m. Pancang terbuat dari bambu yang bagian atasnya di beri warna putih. Arah pancang rumpukan Utara – Selatan.
3.      Menumbang
Dalam tahapan ini, pekerjaan yang dilakukan adalah menumbang pohon kelapa sawit tahun tanam 1988 secara mekanis dengan menggunakan Hydraulic Excavator yang dilengkapi dengan Chipping Bucket. Pohon ditumbang dan disusun dipancang rumpukan. Setelah itu sekaligus bekas akar dari pohon yang telah ditumbang dikeruk.
4.      Chipping
Chipping ialah pekerjaan mencacah pohon kelapa sawit yang telah
ditumbang. Ketebalan yang di anjurkan dalam mencacah pohon kelapa sawit adalah maksimal 20 cm. Alat yang digunakan adalah excavator yang dilengkapi dengan Chipping Bucket. Pekerjaan dalam mencacah ini dilakukan sekaligus begitu pohon ditumbang.
Kelebihan dari  mencacah pohon ini adalah pembusukan pohon kelapa sawit menjadi lebih cepat.
5.      Merumpuk
Adapun pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah mengumpulkan pohon - pohon yang telah ditumbang dan dicacah menjadi barisan yang teratur sesuai titik pancang rumpukan. Pancang rumpukan digunakan di tanah datar, sedangkan untuk teresan rumpukan diletakkan di dinding teresan. Alat yang digunakan masih tetap menggunakan excavator.
6.      Membuat Teras kontur
Teras dibuat setelah pohon – pohon ditumbang dan dirumpuk. Ukuran lebar teras yang dibuat adalah 4 m dengan kemiringan 100 sampai 15­0 Pembuatan teras juga dikerjakan dengan menggunakan excavator.
7.      Merencek
Merencek adalah memotong pelepah – pelepah kelapa sawit yang yang masih berserakan. Sekalian pelepah – pelepah yang telah dipotong disusun di rumpukan. Alat yang digunakan adalah kapak.
8.      Penyemprotan
Penyemprotan disini adalah bertujuan membersihkan areal dari gulma – gulma. Bahan herbisida yang digunakan adalah Glyphosat + Ally. Penyemprotan dilakukan 2 kali, penyemprotan pertama menggunakan Gliphosat 4 liter/Ha + Ally 60 gr/Ha dan penyemprotan kedua menggunakan Gliphosat 2 liter/Ha + Ally 27,5 gr/Ha.

B.     Pembibitan
Tujuan dari pembibitan adalah untuk menyediakan bahan tanam yang memiliki kualitas baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Syarat dalam penetapan lokasi pembibitan adalah areal harus rata, dekat dengan sumber air, dekat dengan lahan tanam, jauh dari serangan hama dan penyakit serta drainase harus baik. Sistem pembibitan yang digunakan adalah dengan 2 tahap yaitu Pre nursery dan Main nursery.
1.      Pre Nursery
Membuat  naungan dengan tinggi + 1,8 – 2 m. Kerangka naungan terbuat dari bambu dan atapnya terbuat dari pelepah kelapa sawit. Setelah itu bedengan dibuat dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 1,2 m, sedangkan jarak antar bedengan adalah 0,5 m. Bedengan terbuat dari bambu. Dalam 1 bedengan bisa memuat polybag sebanyak 1200 polybag.
Kemudian, polybag kecil yang berukuran 15 x 20 cm dengan tebal 0,07 mm disiapkan. Lalu media tanah + pupuk Rock Phosphate ( RP ) disiapkan juga dengan perbandingan 5 kg pupuk RP/ton tanah topsoil. Tanah dan pupuk RP dicampur. Lalu polybag diisi media tanah yang telah dicampur pupuk RP tadi. Pengisian polybag dilakukan dengan tangan. Mula - mula polybag diisi setengah polybag kemudian dipadatkan dan setelah padat polybag diisi lagi hingga menyisakan 1 -2  cm dari bibir atas polybag. Sebelumnya, tanah yang digunakan untuk mengisi polybag harus diayak terlebih dahulu dengan tujuan tanah tersebut bersih dari kotoran. Pengisian tanah dilakukan 1 bulan sebelum kecambah ditanam. Semua polybag yang sudah diisi kemudian disusun ke dalam bedengan. Kemudian benih ditanam satu persatu ke dalam polybag dengan sebelumnya benih di seleksi dan polybag disiram terlebih dahulu. Lalu lubang tanam dibuat ditengah-tengah polybag sedalam + 3cm menggunakan ibu jari dan benih ditanam dengan posisi radikula pada bagian bawah dan plumula pada bagian atas.
Lahan pre nursery ini harus dipelihara selama 3 bulan agar bibit menjadi sehat dan subur. Pemeliharaan pada tahap ini adalah penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit dan seleksi bibit.
a.       Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari dengan volume siraman 150 cc/polybag. Penyiraman dilakukan pagi dan sore. Namun, apabila turun hujan pada hari itu juga dan curah hujan mencapai diatas 8 mm, maka keesokan harinya tidak dilakukan penyiraman selama 1 hari penuh dan apabila curah hujannya hanya mencapai 4 mm maka penyiraman dilakukan sekali saja pada pagi hari atau sore hari. Bila terlihat akar pada permukaan polybag akibat percikan air, maka harus segera ditutup tanah yang ada di polybag.
b.      Penyiangan
Penyiangan yaitu membersihkan gulma – gulma yang ada di dalam polybag dan diluar polybag dengan cara manual, yaitu dengan rotasi kerja 2 kali dalam 1 bulan.
c.       Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah bibit berumur 1 bulan dengan mencampur pupuk dengan air, yaitu dosisnya 2gr/liter air. Pada minggu atau pemupukan pertama digunakan pupuk Urea dengan konsentrasi 2 gr/liter dan pemupukan kedua digunakan pupuk NPK dengan konsentrasi 2 gr/liter untuk 100 pokok.
d.      Pengendalian hama dan penyakit
Monitoring rutin terhadap bibit-bibit di polybag ini setiap hari dengan cara hand picking. Selain itu bahan kimia juga bisa digunakan, seperti Sevin 85 S (pestisida) dengan konsentrasi 2 gr/liter air dan dicampur Dithane M 45 (fungisida) dengan konsentrasi 1 gr/liter air.
e.       Seleksi bibit
Seleksi atau thinning out (TO) bibit disini adalah membuang bibit yang mati atau tidak normal atau juga terserang hama dan penyakit sehingga tidak menular ke bibit yang lain. Contoh bibit yang abnormal seperti bibit yang tumbuh kerdil, bibit yang anak daunnya kusut/kering atau bibit yang daunnya sempit dan  memanjang  seperti  daun   lalang. Sekaligus  seleksi  bibit  ini
dilakukan sebelum transplanting bibit ke main nursery.
2.      Main Nursery
Pemilihan lokasi main nursery merupakan faktor yang sangat penting. Lokasi  yang tepat akan memudahkan pekerjaan di pembibitan dalam menghasilkan bibit yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitas. Kriteria lokasi pembibitan main nursey sama dengan lokasi pembibitan di pre nursery, yaitu letak pre nursery dekat dengan main nursery, areal harus rata, dekat dengan sumber air dan bebas dari hama penyakit.
Gambar 1. Lokasi Pembibitan Main Nursery
Setelah lokasi pembibitan diperoleh, maka bahan – bahan untuk media tanam harus disiapkan, yaitu penyiapan tanah yang berasal dari lapisan top soil. Lokasi pengambilan tanah berasal dari lokasi yang sebelumnya telah ditabur tandan kosong yang telah terdekomposisi. Kemudian tanah diayak menggunakan ayakan dari kawat agar tanah bersih dari kotoran seperti batu atau bekas akar. Lalu tanah dicampur dengan pupuk RP sebanyak 5 kg/ton tanah.
Kemudian polybag berukuran 45 x 50 cm dan tebal 0,2 mm disediakan dan dilubangi sebanyak 60 – 80 lubang. Polybag lalu diisi tanah tadi hingga setengah polybag, dipadatkan dan setelah itu diisi hingga penuh dan sisakan + 2 cm dari bibir polybag.
Setelah itu, areal sebelumnya harus telah dipancang menggunakan jarak tanam 90 x 90 x 90 cm atau segitiga sama sisi. Jarak antar barisan 0.867 x 90 cm = 77,9 cm (78 cm) atau menyesuaikan dengan luas areal. Pancang lurus ke semua arah, bertujuan untuk keseimbangan pertumbuhan dan kemudahan pemeliharaan. Pemancangan pembibitan dilakukan secara beregu terdiri dari 3 orang. Polybag yang sudah diisi tanah diletakkan tepat berada di atas titik pemancangan sehingga bekas titik pancang berada pada titik tengah atas polybag. Tiap petak disusun 5 baris polybag dan per barisnya 40 atau 50 bibit. Antara 2 petak dipisah dengan membuang barisan ke 6 dan kelipatannya.
Pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery dilakukan saat bibit berumur antara bulan yaitu pada saat bibit berdaun 2 – 3 helai. Bibit yang dipindah lebih dahulu diseleksi. Pengangkutan bibit menggunakan kotak papan yang memuat 30 – 35 polybag. Sehari sebelum dipindahkan (transplanting) ke polybag besar, bibit dari pre nursey harus disiram terlebih dahulu. Teknik penanaman bibit dari polybag pre nursery ke polybag main nursery adalah sebagai berikut.
-       Lubang penanaman dibuat dengan menggunakan alat seperti bor yang diputar dengan tangan.
-       Dasar baby polybag disayat tetapi tidak mengenai akar.
-       Bibit dimasukkan kedalam lubang dan baby polybag yang sudah disayat dasarnya ditarik perlahan hingga terlepas.
-       Tanah dipadatkan dan diratakan sehingga permukaan baby polybag sama dengan permukaan tanah polybag besar.
Buat papan merk di setiap petak di pembibitan yang berisi nomor petak, tanggal tanam, jumlah bibit, tanggal pindah tanam dan nomor persilangan.
                                            
                                  Gambar 2. Contoh papan merk di petak pembibitan

    Pembibitan di main nursery ini juga membutuhkan pemeliharaan
yang meliputi sebagai berikut.
a.    Penyiraman
                             Penyiraman dilaksanakan pada pagi hari jam 06.00 – 10.00 dan sore hari jam 14.00 – 18.00. Areal penyiraman dibagi dengan membuat tanda – tanda seperti bendera mengikuti peta areal penyiraman. Sebagai patokan diperkirakan  rata – rata satu bibit dalam satu hari memerlukan 2 liter air.
                             Apabila malam hari turun hujan mencapai > 8 mm maka pagi dan sore tidak dilakukan penyiraman, sedangkan dibawah > 8 mm pagi tidak disiram sedangkan sore disiram dan sebaliknya. Pada pembibitan di main nursery memiliki kamar pompa air dan jaringan pipa yang berfungsi untuk pensuplay air untuk penyiraman.
                             Penyiraman pada pembibitan di main nursery menggunakan campuran antara air dengan LCKS (Limbah Cair Kelapa Sawit). Air berasal dari sungai dan LCKS berasal dari kolam limbah. Air dan LCKS dialirkan menggunakan  pipa  yang ditarik dari kamar pompa dan masuk ke  pipa besar secara bersamaan sehingga dengan otomatis air dan LCKS bercampur menjadi satu didalam pipa besar. Kemudian dari pipa besar dialirkan keseluruh jaringan pipa yang ada di pembibitan.
a.    Drainase
                              Pembuatan drainase pada areal pembibitan dimaksudkan agar tidak menimbulkan adanya genangan air. Setelah drainase tersedia, perlu perawatan agar drainase dapat berfungsi dengan baik. Ukuran parit adalah lebar dasar 30 cm, lebar atas 70 cm dan kedalaman 40 cm.
b.    Penyiangan
                             Secara garis besar penyiangan di pembibitan utama dibagi 2, yaitu penyiangan dalam polybag dan penyiangan luar polybag. Penyiangan dalam polybag dilakukan dengan cara manual meliputi pekerjaan mencabut gulma, menambah tanah, dan menggemburkan tanah dengan kayu (akar bibit jangan sampai rusak). Kebutuhan tenaga disesuaikan dengan norma dan standart fisik. Penyiangan di luar polybag dilakukan dengan cara manual juga, yaitu dilakukan dengan membersihkan gulma yang tumbuh diantara polybag dengan memakai cangkul. Kebutuhan tenaga kerja pada pekerjaan ini disesuaikan dengan norma dan standart fisik.
c.     Pemupukan
                        Pemupukan pada polybag besar di main nursery adalah kelanjutan pemupukan di pre nursery. Dosis pupuk juga berbeda sesuai dengan umur tanaman dan ditunjukkan pada tabel berikut.
                     Tabel 4. Dosis Pemupukan yang Dianjurkan di Main Nursery
Umur ( minggu )
Jenis Pupuk
Di Main Nursery
Terhitung dari Pre Nursery
NPK 15-15-6-4    (gr)
NPK 12-12-17-2 (gr)
Kieserite (gr)
2
14
2,5
-
-
3
15
2,5
-
-
4
16
5
-
-
5
17
5
-
-
6
18
7,5
-
-
8
20
7,5
-
-
10
22
10
-
-
12
24
10
-
-
14
26
-
10
7,5
16
28
-
10
5
18
30
-
10
-
20
32
-
10
5
22
34
-
15
-
24
36
-
15
7,5
26
38
-
15
-
28
40
-
15
7,5
30
42
-
20
-
32
44
-
20
10
34
46
-
20
-
36
48
-
25
10
38
50
-
25
-
40
52
-
25
10
                        Cara pemberian pupuk adalah dengan menaburkan pupuk sesuai dengan takaran, melingkari pangkal bibit  dan jangan sampai
mengenai daun atau akar. Alat takaran pupuk harus sesuai dengan dosis yang ditentukan, satu takaran maksimum 2 kali tabur, agar pelaksanaannya mudah.
f.       Pemberian mulsa
              Pemberian mulsa adalah pemberian penutup tanah pada polybag. Pemberian mulsa ini brfungsi untuk mengurangi penguapan, menekan pertumbuhan gulma dan mencegah terkikisnya tanah pada polybag akibat percikan air saat penyiraman ataupun air hujan. Mulsa berupa tandan kosong sawit dan setiap polybag membutuhkan 500 gr mulsa yang diletakkan di sekeliling permukaan polybag.
g.      Pengendalian hama dan penyakit
              Hama yang sering menyerang di pembibitan main nursery adalah hama ulat, seperti ulat kantong. Pengendalian menggunakan Sevin 85 ES dengan konsentrasi 2 gr/liter air. Sedangkan penyakit yang sering menyerang adalah penyakit bercak daun dan dikendalikan dengan menggunakan Dithane M 45 dengan konsentrasi 1 gr/liter air dengan rotasi 2 kali sebulan.
h.      Seleksi bibit
Seleksi atau Thinning Out (TO) dilakukan berdasarkan ukuran pertumbuhan dan kondisi tanamannya. Pada kegiatan seleksi bibit, ciri-ciri bibit yang jelek adalah bibit kerdil, daun bergulung, anak daun rapat dan pendek karena teserang hama atau penyakit. Bibit seperti inilah yang harus di buang.

C.    Penanaman
Dalam melaksanakan penanaman yang benar akan menjamin tingkat pertumbuhan yang baik pula. Tahapan – tahapan dalam penanaman adalah sebagai berikut.
1.      Pemancangan
Untuk daerah tanah datar jarak tanam yang ditentukan adalah 8,98 m x 7,78 m dengan kerapatan tanaman 140 pokok, sedangkan untuk teresan jarak tanamanya 9,10 m x 8,16 m dengan kerapatan tanaman 110 pokok. Sebelumnya disiapkan alat – alat yang akan digunakan dalam memancang seperti Theodolit, kompas, tali plastik, ajir bambu dan kawat baja. Pemancangan awal dilakukan pada skala kecil 1 Ha. Setelah selesai dilanjutkan dengan memancang seluruh areal. Pemancangan berfungsi untuk menentukan titik tanam kelapa sawit.
2.      Penanaman Kacangan (LCC)
Jenis kacangan yang digunakan adalah Mucuna bracteata. Bibit kacangan sebelumnya dipersiapkan dengan cara disemaikan di polybag kecil. Kemudian bibit dipelihara selama ­+ 1,5 – 2 bulan. Penyiraman dilakukan sebaik mungkin dengan menjaga kelembaban polybag.
Tanaman kacangan ditanam dengan sistem terpusat, artinya tanaman kacangan ditanam di antara titik tanam kelapa sawit. Lalu lubang tanam dibuat dengan ukuran sama dengan ukuran polybag kecil. Setelah itu bagian bawah polybag disayat, lalu masukkan bibit ke dalam lubang tanam sekaligus dengan polybag kecilnya. Kemudian ditutup dengan tanah lagi. Kebutuhan tanaman kacangan 450 bibit/ha. Satu lubang tanam kacangan ditanam 3 bibit kacangan. Tanaman kacangan di tanam. Sebelum ditanam, tanah digemburkan agar dapat mempercepat pertumbuhan tanaman kacangan itu sendiri. Pemeliharaan kacangan adalah dengan pemupukan NPK 6 – 10 kg/Ha untuk umur 1 bulan dan RP 20 kg/Ha untuk umur 2 – 3 bulan.
3.      Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam yang dibuat di kebun ini adalah dengan sistem Big Hole. Namun, pembuatan Big Hole ini hanya dibuat di daerah datar.
                              240 cm


              70 cm                         70 cm
                                                                                    Tankos 500 kg
          60 cm          100 cm          60 cm
               
                   Gambar 3.  Big Hole
Setelah lubang tanam selesai, 500 kg tankos diletakkan kedalam lubang. Setelah 2 bulan penanaman, diberi tankos lagi sebanyak 500 kg. Tujuan dari pembuatan Big Hole adalah untuk mengisolasi Ganoderma. Untuk daerah teresean, lubang tanam di buat dengan  ukuran kedalaman 40 cm dan lebar 60 cm. Pekerjaan pembuatan lubang tanam dengan cara mekanis. Pembuatan lubang tanam dilakukan 1 bulan sebelum penanaman kelapa sawit.
4.      Persiapan Bibit
Umur bibit yang siap tanam adalah berumur 9 – 12 bulan di pembibitan utama. Satu minggu sebelum penanaman, bibit di putar terlebih dahulu dengan tujuan akar yang telah menembus tanah terlepas. Sebelum bibit diangkut, bibit terlebih dahulu di seleksi. Bibit yang sehat dikumpulkan dan diangkut ke areal tanam. Pagi hari sebelum di angkut ke areal tanam bibit harus disiram.
5.      Menanam
Sehari sebelum penanaman, lubang tanam diberi pupuk RP 500 gr/ lubang. Cara menanam bibit kelapa sawit yang baik adalah sebagai berikut.      
a.       Menyediakan bibit yang berasal dari main nursery pada masing-masing lubang tanam yang telah dibuat. Sehari sebelum bibit ditanam, siramlah  bibit yang ada pada polybag agar kelembaban tanah dan persediaan air cukup untuk bibit.
b.      Pupuk dasar diberikan di lubang tanam, yaitu pupuk Rock Phospate sebanyak 500gr/lubang tanam.
c.       Bibit dimiringkan, alas polybag disayat  keliling dan ditarik. Lalu bibit diturunkan ke dasar lubang, letaknya disesuaikan dengan baris tanaman. Setelah polybag dimasukkan ke dalam lubang, sisi sebelah kri dan kanan polybag di sayat dari bawah ke atas dan tarik polybag sampai terbuka setengah bagian. Timbun perlahan lubang tanam dengan tanah top soil terlebih dahulu dan kemudian tanah sub soil dan terakhir tarik polybag hingga terlepas semua Kemudian  tanah  dipadatkan  dengan   cara  diinjak – injak  sambil
memperhatikan posisi bibit harus sesuai dengan mata lima.
d.      Polybag bekas bibit diletakkan di atas pancang untuk menandakan bahwa bibit telah selesai ditanam.

D.    Pemeliharaan TBM
TBM atau tanaman belum menghasilkan adalah tanaman yang belum memperoleh produksi sehingga perlu dipelihara. Pekerjaan pemeliharaan kelapa sawit pada saat masih TBM adalah sebagai berikut ini.
1.      Inventarisasi Tanaman
Inventarisasi tanaman adalah kegiatan mendata tanaman yang mati, tumbang, rusak dan terserang hama penyakit setelah 1 bulan  ditanam di lapangan. Biasanya bibit telah disediakan sebagai cadangan sehingga pergantian tanaman bisa cepat dilakukan.
2.      Konsolidasi Tanaman
Konsolidasi tanaman adalah kegiatan menegakkan tanaman yang tumbang atau roboh. Pekerjaan konsolidasi tanaman hampir sama seperti pekerjaan yang dilakukan saat inventarisasi tanaman. Pekerjaan dilakukan setiap bulan.
3.      Pemeliharaan Piringan dan Gawangan
Pemeliharaan piringan dilakukan dengan cara manual dan dengan menggunakan herbisida. Dengan cara manual adalah dengan merayut, yaitu membersihkan piringan dengan menarik tanaman penutup tanah yang pertumbuhannya kearah tanaman kelapa sawit secara manual menggunakan parang atau golok.
Sedangkan dengan herbisida, yaitu seperti Clean Up 65 cc/kep + Ally 2 gr/kep. Tujuan dari pemeliharaan piringan adalah mencegah persaingan unsur hara antara tanaman kelapa sawit dengan gulma. Ukuran piringan sendiri untuk TBM I adalah 1 m, TBM II 1,5 m dan TBM III 2 m. Pemeliharaan gawangan menggunakan herbisida Glyphosat 500 ml/Ha + Ally 15 gr/Ha. Rotasi 2 sampai 3 bulan sekali.
4.      Pemeliharaan Jalan dan Drainase
Pemeliharaan   jalan   dilakukan   dengan   menimbun   jalan   yang
berlubang serta memperbaiki jalan – jalan yang rusak dan sekaligus dilakukan pengerasan pada jalan. Tujuan pemeliharaan jalan adalah agar melancarkan segala transportasi di kebun kelapa sawit.
Pemeliharaan saluran drainase bertujuan agar aliran air menjadi lancar. Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan cara menggali dan mendalamkan parit dan juga membersihkan parit dari sampah – sampah yang mengotori parit. Kedua kegiatan pemeliharaan ini dilakukan setahun sekali.
5.      Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang dominan menyerang di TBM kebun ini adalah Oryctes rhinoceros. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan bahan kimia, yaitu Scud 100 EW dengan konsentrasi 75 cc/kep dan dosisnya 0,05 liter.pokok. Pengendalian hama dilakukan 1 bulan sekali dan dilakukan pada pagi hari.
6.      Pemupukan
Pemupukan merupakan pekerjaan yang sangat penting bagi tanaman kelapa sawit. Karena keberhasilan tanaman kelapa sawit sebagian besar adalah dari pupuk. Untuk   pemupukan TBM I dan II
harus sesuai dengan umur tanamannya, seperti :
·         Umur 0 bulan              :  500 gr RP
·         Umur 1 bulan              :  200 gr/pokok Urea
·         Umur 3 bulan              :  300 gr/pokok NPK
·         Umur 6 bulan              :  300 gr/pokok Urea
·         Umur 9 bulan              :  1 kg/pokok NPK
·         Umur 12 bulan            :  400 gr/pokok Urea
·         Umur 13 bulan            :  150 gr/pokok Kieserite
·         Umur 15 bulan            :  1,5 kg/pokok NPK
·         Umur 18 bulan            :  2 kg/pokok NPK
·         Umur 21 bulan            :  700 gr/pokok Urea
·         Umur 24 bulan            :  1 kg/pokok Urea, 500 gr/pokok  TSP,
                                       1 kg/pokokKCl, 400 gr/pokok Kieserite.
Sedangkan untuk TBM III, pemupukan dilakukan dengan 3 x aplikasi. Aplikasi I pada bulan Maret, yaitu NPK 1,25 kg/pokok, RP 2,5 kg/pokok dan MOP 0,25 kg/pokok. Aplikasi II pada bulan Juni, yaitu NPK 1,25 kg/pokok dan Dolomit 1,25 kg/pokok. Aplikasi III pada bulan Agustus, yaitu NPK 1 kg/pokok. Untuk areal tanah datar pemupukan dilakukan dengan cara disebar, sedangkan untuk teresan pemupukan dilakukan dengan cara di poket, yaitu 4 poket/pokok. Tujuan dilakukan poket pada teresan adalah agar pupuk tidak terlindi.
7.      Kastrasi
Kastrasi adalah kegiatan membuang bunga jantan dan betina yang tumbuh di TBM. Tujuan dibuangnya bunga jantan dan betina adalah untuk mengurangi persaingan unsur hara, sehingga pertumbuhan vegetatifnya maksimal. Dilaksanakan 1 kali sebulan mulai saat tanaman berbunga 14 – 18 bulan sampai 26-30 bulan atau bila jumlah bunga hasil monitoring pada suatu blok sudah mencapai 50%.
Caranya adalah semua bunga jantan dan betina sampai ketinggian 30 cm di atas tanah dibuang, pelepah jangan terpotong. Bunga yang masih kecil dipatahkan dengan gancu sedangkan bunga yang sudah besar dengan alat dodos. Bunga-bunga tersebut dikumpulkan di pasar pikul dan kalau sudah kering dibakar.
8.      Tunas Pasir
Dilakukan 1 kali saja pada saat umur tanaman 18 atau 24 bulan.  Semua cabang kering dipotong mepet ke pangkal batang dengan alat dodos. Tujuan dari penunasan adalah untuk sanitasi pohon yaitu dengan  membuang buah yang busuk dan penunasan pelepah yang kering sebagai persiapan panen. Pelepah dan buah busuk diletakan di gawangan sawit. Untuk areal teresan pelepah di susun di bibir teresan.
9.      Pembuatan TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)
Pembuatan TPH dilakukan saat tanaman kelapa sawit sudah memasuki TBM III. Ukuran TPH adalah 4 x 2 m. Pembuatan TPH dilakukan dengan cara manual menggunakan cangkul, yaitu menggaruk gulma – gulma yang ada di lokasi TPH.
10.  Pembuatan Pasar Pikul
Membuat pasar pikul sebagai jalan untuk pemeliharaan tanaman dengan lebar 80 – 100 cm dengan panjang 400 m dengan alat cangkul, parang babat. Caranya tanaman penutup tanah yang berada ditengah gawangan dibuka dan dibersihkan menjadi jalan kontrol atau pasar pikul.
·         TBM I             :  1 pasar pikul untuk 8 baris tanaman
·         TBM II             :  1 pasar pikul untuk 4 baris tanaman
·         TBM III           :  1 pasar pikul untuk 2 baris tanaman
Pemeliharaan pasar pikul dapat dilakukan dengan cara manual (garuk) dan dengan chemis disemprot dengan herbisida Round Up 0,6 % + 2,4 D Amine 0,5 % serta rotasi 2 bulan sekali.
11.  Dongkel Anak Kayu, Lompong dan Kucingan
Dilakukan dengan cara manual menggunakan cangkul dengan rotasi 3 bulan sekali.
12.  Penyisipan
Pohon yang mati atau tidak normal diganti dengan bibit yang baru. Jumlah sisipan yang normal ialah TBM I = 5 %, TBM II = 2,5 %  dan
untuk TBM III = 1 %.
13.  Pembuatan Titi Panen
Untuk mempermudah pemanen mengambil atau mengangkut buah serta untuk mempermudah proses pemeliharaan. Jumlahnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Lebar titi panen + 20 cm dan panjang menyesuaikan dengan lebar parit.

E.     Pemeliharaan TM
Sama halnya dengan masa pada waktu tanaman belum menghasilkan (TBM), pada tanaman menghasilkan (TM) juga perlu dilakukan pemeliharaan sebagai berikut.
1.      Pemeliharaan Piringan dan Pasar Pikul
Pemeliharaan dilakukan dengan cara chemis, yaitu menggunakan herbisida Sun Up  55 cc/kep + Ally 2 gr/kep.  Satu kep untuk 25 pokok
dan per pokok 0,6 liter.
2.      Pemeliharaan TPH
Dilakukan untuk memudahkan memuat dan mengangkut buah ke pabrik dan kebersihan TBS serta brondolan terjamin. Pemeliharaan TPH dilakukan dengan cara manual, yaitu menggaruk rumput – rumput yang tumbuh di areal TPH dengan rotasi 6 x setahun.
3.      Dongkel Kayu – kayuan, Lompong dan Kucingan
Sama dengan pemeliharaan di TBM, pekerjaan ini adalah mendongkel kayu – kayuan, lompong serta kucingan secara manual menggunakan cangkul dan rotasi kerja 2 – 3 x setahun.
4.      Inventarisasi Tanaman
Inventarisasi tanaman adalah kegiatan menghitung jumlah pohon yang hidup dan pohon yang mati. Pekerjaan ini dilakukan  2 x setahun.
5.      Penunasan
Penunasan maksudnya adalah membuang pelepah yang tidak berguna bagi tanaman kelapa sawit. Tujuan dari penunasan adalah memudahkan pemanen untuk memotong buah dan mengurangi kehilangan brondolan yang tersangkut pada pelepah.
Cara menunasnya adalah dengan memotong pelepah mepet ke batang. Untuk areal datar, bekas pelepah hasil tunasan dipotong menjadi 2 bagian dan disusun di gawangan mati. Sedangkan untuk areal teresan bekas pelepah dipotong juga dan diletakkan di bibir teras searah kontur.
6.      Pemupukan
Pemupukan untuk TM di kebun ini menunggu hasil dari analisa daun dan tanah yang akan di rekomendasikan dari perusahaan dan sebagai sampel pemupukan TM diambil dari Afdeling 6, yaitu pemupukan dengan 3 kali aplikasi.
Aplikasi 1 dilakukan pada bulan Maret dengan menggunakan pupuk Compone dengan dosis 1,25 – 1,75 kg/pokok, MOP dengan dosis 0,25 – 0,75 kg/pokok, RP dengan dosis 0,25 – 2,5 kg/pokok.
Aplikasai 2 dilakukan pada bulan Juni dengan menggunakan pupuk
Compone dengan dosis 1,25 – 1,75 kg/pokok dan Dolomit dengan dosis 0,75 – 1,25 kg/pokok.
Aplikasi 3 dilakukan pada bulan Agustus dengan menggunakan pupuk Compone dengan dosis 1 – 1,75 kg/pokok dan MOP 0,5 kg/pokok.
7.      Perhitungan Tandan Kelapa Sawit (Trossen Telling)
Dilakukan 2 x setahun, yaitu dengan menghitung jumlah bunga betina yang sudah terbuka seludangnya dan menghitung semua tandan yang ada di pohon kecuali tandan yang abnormal. Untuk perhitungan bunga dan tandan perlu menentukan pohon sampel terlebih dahulu. Pohon sampel ditentukan minimal 5 pohon/Ha.
Apabila ada pohon sampel yang kebetulan tidak berbunga ditulis 0 tandan dan 0 bunga. Bunga dan tandan yang telah dihitung kemudian dijumlahkan. Dari hasil sensus, berapa rata-rata bunga atau tandan dari pohon sampel. Produksi tandan per Ha adalah pekalian jumlah tandan rata - rata per pohon dengan berat tandan rata-rata per pohon per Ha.
Produksi tandan/blok = Produksi tandan/Ha x Luas. Berat tandan rata-rata ditentukan dengan mengambil kenyataan berat tandan rata-rata bulan terakhir yang dikoreksi dengan adanya kenaikan berat tandan selama 6 bulan berasarkan pengalaman tahun lalu.
8.      Pemeliharaan Jalan
Jalan dipelihara untuk memudahkan dalam transportasi panen, pemgangkutan bahan – bahan keperluan tanaman tidak terkendala serta dalam pengawasan lebih mudah. Jalan dipelihara dengan cara menimbun lubang – lubang di jalan, kemudian dipadatkan sehingga jalan menjadi rata keras. Perbaikan jalan ini menggunakan alat berat, yaitu Road Greeder dan rotasi 2 x setahun.
9.      Pemeliharaan Drainase
Pemeliharaan drainase ada 2, yaitu mencuci parit dan mendalamkan parit. Mencuci parit dilakukan dengan tujuan memperlancar aliran air dan mendalamkann parit bertujuan untuk memperbaiki bentuk parit seperti semula.
 Dalam mencuci parit dilakukan dengan membuang semua gulma yang tumbuh di kiri/kanan parit serta membersihkan batang atau sampah agar diangkat keluar parit. Sedangkan mendalamkan parit ialah parit didalamkan dengan menggali tanah sampai dasar parit.
Rotasi pekerjaan mencuci parit 1 tahun sekali dan mendalamkan parit 4 tahun sekali.
10.  Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian untuk hama Oryctes dilakukan hanya di TM muda yaitu dengan menggunakan Scud 100 ew dosis 75 cc/kep. 1 kep untuk 300 pokok. Untuk pengendalian ulat api digunakan cara injeksi batang, yaitu dengan menggunakan Decis 2,5 EC dosis 100 ml/ha. Caranya adalah dengan membuat lubang pada batang kemudian masukkan isnsektisida kedalam lubang dengan dosis per lubang 10 cc/pokok. Untuk pengendalian ulat kantong melaui injeksi akar, yaitu dengan memakai Diotrin 100 ml/ha. Caranya dengan mengambil akar, lalu akar dipotong dan dimasukkan kedalam kantong plastik yang berisi insektisida dan kantong diikat.
Untuk penyakit yang sering menyerang adalah Ganoderma. Pengendalian sudah dilakukan sejak awal, yaitu menaburkan Trichoderma sebanyak 1 kg/pokok kedalam lubang tanam.
11.  Analisa Daun dan Tanah
Kesatuan Contoh Daun adalah areal dimana diambil contoh daun yang merupakan satu kesatuan untuk pemupukan. Sistem pengambilan pohon contoh adalah dengan sistem tersebar, yaitu pohon contoh ditentukan berdasarkan barisan pohon. Penentuannya adalah dengan 1/5, maksudnya setiap 5 pohon diambil 1 pohon contoh. Pohon yang ditentukan harus sehat, tidak terserang hama penyakit dan bukan pohon sisipan.
Cara pengambilan daunnya adalah dengan menentukan pelepah k-17 terlebih dahulu. Untuk mendapatkan pelepah ke-17, pertama lihat arah spiral pelepah, kemudian cari pelepah ke-1, yaitu pelepah yang telah benar – benar membuka. Lalu, cari pelepah  ke-3, pelepah ke-3 berada dibawah pelepah ke-1, dibawah pelepah ke-3 ada pelepah ke-9 dan dibawah pelepah ke-9 adalah pelepah ke-17.
Setelah pelepah ke-17 didapat, maka pelepah tersebut di turunkan menggunakan egrek. Pelepah yang jatuh diambil anak daunnya yang terletak ditengah - tengah pelepah. Bagian tengah itu dapat ditemukan karena bagian itu menonjol. Dari bagian tengah itu anak daun diambil 2 dari kanan dan 2 dari kiri. Anak daun yang telah diambil kemudian di potong menjadi 3 bagian, bagian yang diambil adalah bagian tengah dengan ukuran + 20 cm. Anak daun yang telah di potong ini kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dibawa ke laboratorium.
Pengambilan contoh daun minimal setelah 2 bulan pemupukan. Pengukuran - pengukuran meliputi panjang helai daun yang terpanjang (cm), lebar maksimum dari helai daun yang terpanjang (mm), jumlah anak daun dari satu sisi pelepah, panjang pelepah (m) dan tinggi pohon kelapa sawit dari tanah hingga sampai ke tempat bekas potongan pelepah ke-17. Untuk analisa tanah, pengambilan contoh tanah menggunakan bor dan kedalaman bor + 20 cm. Tanah diambil secukupnya dari piringan pohon sampel dan kemudian tanah dimasukkan kedalam kantong plastik dan dibawa ke laboratorium.

F.     Panen
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah berumur 2-3 tahun. Buah akan masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna buahnya. Pekerjaan saat masa panen yang perlu diperhatikan adalah kriteria matang panen, rotasi panen, kapveld, hancak panen, alat – alat panen, caa panen, kerapatan panen, P2B dan pengangkutan.
1.      Kriteria Matang Panen
Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteri matang panen yang umum adalah :
·         Fraksi 00         = 0 % brondolan
·         Fraksi 0           = 0 % - 12,5 % brondolan
·         Fraksi 1           = 12,5 % - 25 % brondolan
·         Fraksi 2           = 25 % - 50 % brondolan
·         Fraksi 3           = 50 % - 75 % brondolan
·         Fraksi 4           = 75 % - 100 % brondolan
·         Fraksi 5           = > 100 % brondolan
Kriteria matang panen yang diberlakukan di kebun ini adalah 5 – 10 brondolan jatuh di piringan sudah bisa di panen. Kriteria matang panen itu berada pada Fraksi 2 dan Fraksi 3 dimana ada 1 – 2 brondolan yang jatuh/kg berat tandan.
2.      Rotasi Panen
Rotasi panen adalah pusingan hari panen dalam seminggu. Kebun ini menerepakan rotasi panen dengan 5/7. Maksudnya adalah dalam 7 hari terdapat 5 hari panen, yaitu dari hari Senin sampai Jum’at. Namun, terkadang rotasi panen bisa berubah menjadi 6/7 dan 7/7 karena harus mengejar produksi.
3.      Kapveld ( Luas Areal Panen Harian )
Dengan rotasi panen 5/7 maka setiap luas TM di afdeling dibagi menjadi 5 bagian  dan  setiap  bagian di panen  mulai dari hari Senin sampai Jum’at. Setiap bagian ini disebut kapveld dan kapveld ini diatur menyambung antara kapveld hari Senin ke Selasa dan seterusnya sampai hari Jum’at. Selanjutnya kapveld hari Jum’at harus menyambung ke Kapveld hari Senin.
4.      Hancak Panen
Hancak panen adalah luasan areal yang menjadi tanggung jawab dari setiap pemanen pada setiap hari. Ada 2 macam hancak panen, yaitu hancak tetap dan hancak giring. Hancak tetap adalah hancak panen yang diberikan kepada pemanen setiap hari dan tidak berubah – ubah. Hancak giring adalah hancak yang berubah – ubah setiap harinya.
Sistem hancak panen yang digunakan di kebun ini adalah sistem hancak tetap. Jadi, dengan sistem hancak tetap pemanen mendapatkan luasan panen 2,5 Ha.
5.      Alat – alat Panen
Untuk umur TM muda (3 – 5 tahun) alat panen yang digunkan adalah dodos, sedangkan untuk TM dewasa (diatas 5 tahun) alat panen yang digunakan adalah egrek. Alat – alat tambahan  dalam kegiatan panen adalah gancu, kereta sorong (angkong), goni, tali dan kapak.
6.      Cara Panen
Tandan yang telah memenuhi kriteria matang panen dipotong menggunakan dodos atau egrek sesuai umur tanaman. Pelepah dibawah tandan yang dipanen dipotong mepet (untuk tanaman dewasa), sedangkan pada TM muda pelepah tidak dipotong hanya diambil buahnya saja. Pelepah yang telah diturunkan dipotong menjadi 2 bagian menggunakan kapak dan hasil potongan disusun di gawangan mati (untuk areal datar), sedangkan untuk teresan pelepah disusun di bibir teresan.
Tandan buah segar (TBS) yang telah dipanen, dinaikkan ke angkong menggunakan gancu, kemudian dibawa ke TPH. Lalu TBS yang berada di TPH disusun 5 – 10 tandan per baris dengan syarat pangkal TBS dipotong menggunakan kapak sampai berbentuk  mulut kodok (V) dan diberi nomor pemanen. Semua brondolan yang tertinggal di piringan, dikutip dan dimasukkan kedalam goni hingga goni terisi penuh lalu diikat dan diletakkan di tempat pengumpulan hasil.
7.      Kerapatan Panen
Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat kerapatan pohon matang penen di dalam suatu areal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan minimal satu tandan yang matang panen. Sebagai contoh, kerapatan panen 1 : 5, artinya setiap 5 pohon akan ditemukan minimal 1 tandan kelapa sawit yang matang panen. Perhitungan dilakukan pada areal yang akan dipanen keesokan harinya.
8.      P2B (Petugas Pemeriksa Buah)
Pekerjaan P2B adalah memerikasa buah di TPH serta memeriksa kebersihan brondolan di piringan. Pemeriksaan buah dilakukan dengan memeriksa buah yang sudah masuk dalam kriteria matang panen yang telah ditetapkan. Apabila ada buah yang fraksi 00 dan fraksi 0, maka buah tersebut diberi tanda silang di pangkal buah kemudian dicatat jumlahnya, sedangkan apabila buah tersebut memang sudah layak panen maka diberi tanda check list.
9.      Pengangkutan
Tandan buah segar yang telah di panen dan dikumpulkan di TPH harus segera diangkut sampai ke pabrik kelapa sawit pada hari itu juga. Apabila ada keterlambatan dalam pengangkutan atau buah restan maka dapat menyebabkan kenaikan asam lemak bebas (ALB).
Kendaraan untuk pengangkutan adalah sistem borongan sehingga jumlah kendaraan dapat disesuaikan sesuai realisasi produksi harian. Selain jumlah kendaraan, kondisi jalan sangat menentukan kelancaran pengangkutan.

G.    Pengolahan Panen
Kebun Pabatu memiliki Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Terpadu. Yang dimaksud dengan terpadu adalah pabrik memiliki Pengolahan CPO, Pengolahan PKO dan Power House. Namun, hanya di pengolahan CPO yang telah dijalani dan dipelajari secara umum.
Pengolahan CPO dimulai dari TBS diangkut, dibawa ke pabrik dan masuk ke jembatan timbang. Setelah ditimbang, TBS masuk ke Loading Ramp yang bertujuan sebagai tempat penampungan TBS. Di Loading Ramp ini TBS disortasi. Setelah itu, TBS yang telah disortasi masuk ke dalam lory untuk di masukkan ke dalam stasiun perebusan (Sterilizer). Kapasitas 4 ton/lory dan direbus selama 50 menit. Tujuan perebusan adalah agar brondolan mudah terlepas saat proses penebahan, memberhentikan asam lemak bebas (ALB) dan melunakkan brondolan. Kemudian, lory yang membawa TBS yang telah selesai direbus dikeluarkan  dan lory  di  angkat  menggunakan Hoisting Crane lalu dituangkan ke dalam mesin penebah (Thresser). Tujuan dari penebahan adalah untuk melepaskan dan memisahkan brondolan dari janjangan semaksimal mungkin. Tankos yang telah terpisah dikeluarkan masuk ke Hopper dan tankos masuk ke truk dan dikirim ke lapangan.
Brondolan yang telah terpisah dari janjangan lalu dikirim ke stasiun pres melalui Digester. Brondolan di pres di mesin Screw Pres untuk mengeluarkan minyak yang maksimum.
Setelah minyak diperoleh, minyak masuk ke stasiun pemurnian minyak. Untuk menjernihkan dan mengurangi kadar air pada minyak CPO, minyak masuk ke mesin Vibrating Screen dan setelah dilakukan penjernihan minyak ditampung didalam Crude Oil Tanc.
Setelah itu, minyak di alirkan ke dalam Clarifier Tanc untuk dipisahkan antara minyak dengan padatan – padatan. Minyak masuk ke Pure Oil Tanc sedangkan padatan – padatan masuk ke Sludge Tanc.
Dari Pure Oil Tanc minyak di alirkan lagi ke Oil Purifier untuk di jernihkan lagi. Setelah itu minyak masuk ke Vacum Drier untuk di pisahkan dari air dan minyak CPO pun dihasilkan dan ditampung di Oil Storage Tanc.
                       








Bagan pengolahannya adalah sebagai berikut


TBS
Jembatan Timbang
Loading Ramp
Sterilizer
Thresser
 






Hopper
Digester
           
JJK ke Lapangan
Screw Press
Vibrating Screen
Crude Oil Tanc
Clarifier Tanc
Pure Oil Tanc
Oil Purifier
Vacum Drier
Oil Storage Tanc
CPO ( MKS )
Sludge Tanc
 



















Gambar. Bagan/skema pengolahan kelapa sawit menjadi CPO