I.
PENDAHULUAN
Kondisi
umum kebun pabatu
A. LETAK
GEOGRAFIS DAN EKOLOGI
Kebun pabatu
merupakan salah satu unit usaha yang di miliki oleh PTPN IV. Kebun Pabatu
berjarak ± 7 km kearah utara dari kotamadya Tebing Tinggi dan ±87 km kearah
utara dari Medan sedangkan dari arah selatan Kota Pematanng Siantar Kebun
Pabatu berjarak ± 40 km.
Adapun Kebun Pabatu Berbatasan dengan :
·
Sebelah Utara
berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi
·
Sebelah Selatan
berbatasan dengan PTPN III Kebun Gunung Para
·
Sebelah Timur
berbatasan dengan Kebun Sibulan dan PTPN
IV Kebun Dolok Ilir
·
Sebelah Barat
berbatasan dengan PTPN III Kebun Gunung Pamela.
1.
Iklim
Keadaan iklim di Kebun Pabatu
adalah berada pada daerah basah sekitar 150 LS dengan ketinggian pertanaman antara 0 – 500
m dpl. Curah hujan pada kebun ini sebesar 2000 – 2500 mm/tahun dan hujan
relatif merata sepanjang tahun.
Suhu
di kebun ini adalah 29 – 30 0C dan intensitas penyinaran matahari
sekitar 5 -7 jam/hari.
2. Tanah
Unit Kebun Pabatu berada pada
ketinggian + 300 meter diatas permukaan air laut dengan topografi
bergelombang. Struktur tanah terdiri dari padsolik merah kekuningan (tekstur
liat berpasir, drainase baik/kelas II),
padsolik cokelat kemerahan (tekstur liat berpasir, drainase cukup
baik/kelas III) dan regosol cokelat kemerahan (tekstur pasir berlempung,
drainase cukup/kelas II).
Jenis
tanah yang terdapat di kebun ini adalah jenis tanah padsolik, latosol dan
regosol.
Tabel
1.Data Curah Hujan Kebun Pabatu 5 Tahun Terakhir dari Tahun 2007 s/d 2011
Bulan
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
|||||
H.H
|
M.M
|
H.H
|
M.M
|
H.H
|
M.M
|
H.H
|
M.M
|
H.H
|
M.M
|
|
Januari
|
10
|
165
|
11
|
50
|
24
|
162
|
18
|
98
|
9
|
125
|
Februari
|
3
|
4
|
11
|
25
|
8
|
47
|
12
|
50
|
6
|
88
|
Maret
|
5
|
80
|
26
|
232
|
22
|
228
|
17
|
60
|
12
|
219
|
April
|
11
|
188
|
13
|
124
|
26
|
153
|
13
|
77
|
8
|
112
|
Mei
|
15
|
244
|
24
|
232
|
24
|
293
|
14
|
110
|
8
|
170
|
Juni
|
10
|
121
|
19
|
164
|
8
|
64
|
24
|
143
|
11
|
191
|
Juli
|
12
|
230
|
20
|
167
|
22
|
110
|
25
|
150
|
8
|
153
|
Agustus
|
11
|
184
|
21
|
152
|
26
|
102
|
27
|
181
|
13
|
222
|
September
|
13
|
236
|
28
|
308
|
26
|
213
|
23
|
167
|
10
|
109
|
Oktober
|
14
|
216
|
23
|
234
|
26
|
245
|
23
|
178
|
15
|
258
|
November
|
18
|
373
|
19
|
181
|
26
|
159
|
27
|
277
|
10
|
199
|
Desember
|
10
|
173
|
23
|
157
|
20
|
188
|
23
|
219
|
10
|
200
|
Total
|
132
|
2.214
|
238
|
2.046
|
258
|
1.964
|
246
|
1.710
|
120
|
2.046
|
A.
Luas
Areal, Produksi dan Produktivitas
1. Luas
Areal
Areal
di PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu meliputi :
-
Areal Tanaman
Menghasilkan (TM)
-
Areal Tanaman Belum
Menghasilkan (TBM)
-
Areal Tanaman Tahun Ini
(TTI)
-
Areal Lain – lain
(pembibitan, emplasment, dll)
Luas
dari masing – masing areal sendiri ditunjukkan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 2.
Data Luas Areal Kebun Pabatu
URAIAN
|
LUASAN HEKTAR SETIAP AFDELING
|
JUMLAH SELURUH
|
||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
||
A. TM
|
649
|
682
|
673
|
608
|
572
|
474
|
461
|
4,119
|
B. TBM
|
-
|
-
|
-
|
-
|
57
|
135
|
226
|
418
|
C. TTI
|
-
|
-
|
-
|
-
|
111
|
124
|
2
|
262
|
D. LAIN - LAIN
|
288.04
|
98
|
113
|
95
|
118
|
88
|
155
|
955.04
|
TOTAL
|
962.04
|
780
|
786
|
703
|
858
|
821
|
844
|
5,754.04
|
2. Produksi
dan Produktivitas
Afd
|
Tahun, Luas Areal TM ( Ha ) / Jumlah Produksi ( kg )
|
Total
(kg)
|
||||
2007 (3564 Ha)
|
2008 (3374 Ha)
|
2009 (4473 Ha)
|
2010 (4283 Ha)
|
2011 (4283 Ha)
|
||
I
|
1.194.320
|
8.045.490
|
13.163.540
|
16.368.800
|
16.195.500
|
54.967.650
|
II
|
18.480.270
|
12.947.150
|
15.155.950
|
16.342.550
|
15.673.650
|
78.599.570
|
III
|
16.572.530
|
4.601.480
|
9.890.770
|
14.199.960
|
15.084.500
|
60.349.240
|
IV
|
16.320.590
|
8.245.130
|
11.789.040
|
14.179.170
|
13.902.430
|
64.436.360
|
V
|
121.990
|
16.656.470
|
15.398.700
|
13.730.590
|
12.752.480
|
58.660.230
|
VI
|
14.764.280
|
16.323.550
|
15.761.340
|
13.256.780
|
12.299.380
|
72.405.330
|
VII
|
-
|
15.849.930
|
14.616.670
|
11.736.010
|
11.624.610
|
53.827.220
|
VIII
|
110.700
|
-
|
-
|
-
|
-
|
110.700
|
Total (kg)
|
67.564.680
|
82.669.200
|
95.776.010
|
99.813.860
|
97.532.550
|
443.356.300
|
Tabel 3. Produksi TBS ( REAL) Unit Kebun
Pabatu 5 Tahun Terakhir
Untuk
produktivitas di Kebun Pabatu sendiri didapat dari perhitungan, yaitu total
produksi di bagikan dengan luas keseluruhan areal TM. Perhitungannya adalah sebagai berikut.
-
Produktivitas
tahun 2007 = total produksi : total areal TM
= 67.564.680 kg : 3564 Ha
= 18.958 kg TBS
= 18,958 Ton TBS/ha/tahun
Dengan
perhitungan yang sama hasil produktivitas dari tahun-tahun yang lain dan
hasilnya adalah :
-
Tahun 2008 = 24,502 Ton TBS/ha/tahun
-
Tahun 2009 = 21,412 Ton TBS/ha/tahun
-
Tahun 2010 = 23,305 Ton TBS/ha/tahun
-
Tahun 2011 = 22,772 Ton TBS/ha/tahun
Apabila
di rata-ratakan, maka hasil yang di
dapat
adalah + 20 Ton TBS/ha/tahun
1.
HASIL
PRAKTEK
Kegiatan-kegiatan
yang telah dilakukan dalam
membudidayakan kelapa sawit di kebun ini meliputi tanaman ulang, pembibitan,
penanaman, pemeliharaan TBM, pemeliharaan TM, panen dan pengolahan panen.
Adapun dari setiap tahapan akan dijelaskan sebagai berikut.
A.
Pembukaan
Lahan Tanaman Ulang
Pembukaan lahan di kebun ini bersifat tanaman ulang. Pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukan pada pembukaan lahan tanaman ulang adalah seperti survey areal,
memancang rumpukan, menumbang, chipping,
merumpuk, membuat
teras kontur, merencek dan penyemprotan.
1. Survey
Areal
Pekerjaan
yang dilakukan dalam survey areal adalah menetapkan luas areal yang akan di
kerjakan serta melihat kondisi jalan, parit, teresan dan juga jumlah pohon.
2. Memancang
Rumpukan
Pancang
rumpukan berfungsi sebagai jalur rumpukan tanaman kelapa sawit yang telah
ditumbang. Untuk daerah tanah datar jarak antar rumpukan 15,49 m dengan panjang
rumpukan 100 m, sedangkan untuk teresan jarak pancang rumpukan 9,4 m. Di daerah
tanah datar panjang rumpukan minimal 100 m. Pancang terbuat dari bambu yang
bagian atasnya di beri warna putih. Arah pancang rumpukan Utara – Selatan.
3. Menumbang
Dalam
tahapan ini, pekerjaan yang dilakukan adalah menumbang pohon kelapa sawit tahun
tanam 1988 secara mekanis dengan menggunakan Hydraulic Excavator yang dilengkapi dengan Chipping Bucket. Pohon ditumbang dan disusun dipancang rumpukan. Setelah
itu sekaligus bekas akar dari pohon yang telah ditumbang dikeruk.
4. Chipping
Chipping
ialah pekerjaan mencacah pohon kelapa sawit yang telah
ditumbang. Ketebalan
yang di anjurkan dalam mencacah pohon kelapa sawit adalah maksimal 20 cm. Alat
yang digunakan adalah excavator yang dilengkapi dengan Chipping Bucket. Pekerjaan dalam mencacah ini dilakukan sekaligus
begitu pohon ditumbang.
Kelebihan
dari mencacah pohon ini adalah
pembusukan pohon kelapa sawit menjadi lebih cepat.
5. Merumpuk
Adapun
pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah mengumpulkan pohon - pohon yang telah
ditumbang dan dicacah menjadi barisan yang teratur sesuai titik pancang
rumpukan. Pancang rumpukan digunakan di tanah datar, sedangkan untuk teresan
rumpukan diletakkan di dinding teresan. Alat yang digunakan masih tetap
menggunakan excavator.
6. Membuat
Teras kontur
Teras
dibuat setelah pohon – pohon ditumbang dan dirumpuk. Ukuran lebar teras yang
dibuat adalah 4 m dengan kemiringan 100 sampai 150
Pembuatan teras juga dikerjakan dengan menggunakan excavator.
7. Merencek
Merencek
adalah memotong pelepah – pelepah kelapa sawit yang yang masih berserakan.
Sekalian pelepah – pelepah yang telah dipotong disusun di rumpukan. Alat yang
digunakan adalah kapak.
8. Penyemprotan
Penyemprotan
disini adalah bertujuan membersihkan areal dari gulma – gulma. Bahan herbisida
yang digunakan adalah Glyphosat + Ally. Penyemprotan dilakukan 2 kali,
penyemprotan pertama menggunakan Gliphosat 4 liter/Ha + Ally 60 gr/Ha dan
penyemprotan kedua menggunakan Gliphosat 2 liter/Ha + Ally 27,5 gr/Ha.
B.
Pembibitan
Tujuan dari pembibitan adalah untuk
menyediakan bahan tanam yang memiliki kualitas baik dan tahan terhadap serangan
hama dan penyakit. Syarat dalam penetapan lokasi pembibitan adalah areal harus
rata, dekat dengan sumber air, dekat dengan lahan tanam, jauh dari serangan hama
dan penyakit serta drainase harus baik. Sistem pembibitan yang digunakan adalah
dengan 2 tahap yaitu Pre nursery dan Main nursery.
1. Pre
Nursery
Membuat naungan dengan tinggi + 1,8 – 2 m.
Kerangka naungan terbuat dari bambu dan atapnya terbuat dari pelepah kelapa
sawit. Setelah itu bedengan dibuat dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 1,2 m,
sedangkan jarak antar bedengan adalah 0,5 m. Bedengan terbuat dari bambu. Dalam
1 bedengan bisa memuat polybag
sebanyak 1200 polybag.
Kemudian,
polybag kecil yang berukuran 15 x 20 cm dengan tebal 0,07 mm disiapkan. Lalu
media tanah + pupuk Rock Phosphate ( RP ) disiapkan juga dengan perbandingan 5
kg pupuk RP/ton tanah topsoil. Tanah dan pupuk RP dicampur. Lalu polybag diisi
media tanah yang telah dicampur pupuk RP tadi. Pengisian polybag dilakukan
dengan tangan. Mula - mula polybag diisi
setengah polybag kemudian dipadatkan dan setelah padat polybag diisi lagi
hingga menyisakan
1 -2 cm dari bibir atas polybag.
Sebelumnya, tanah yang digunakan untuk mengisi polybag harus diayak terlebih
dahulu dengan tujuan tanah tersebut bersih dari kotoran. Pengisian tanah dilakukan
1 bulan sebelum kecambah ditanam. Semua polybag yang sudah diisi kemudian disusun
ke dalam bedengan. Kemudian benih ditanam satu persatu ke dalam polybag dengan
sebelumnya benih di seleksi dan polybag disiram terlebih dahulu. Lalu lubang
tanam dibuat ditengah-tengah polybag sedalam + 3cm menggunakan ibu jari
dan benih ditanam dengan posisi radikula pada bagian bawah dan plumula pada
bagian atas.
Lahan
pre nursery ini
harus dipelihara selama 3 bulan agar bibit menjadi sehat dan subur.
Pemeliharaan pada tahap ini adalah penyiraman, penyiangan, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit dan seleksi bibit.
a. Penyiraman
Penyiraman
dilakukan 2 kali sehari dengan volume siraman 150 cc/polybag. Penyiraman
dilakukan pagi dan sore. Namun, apabila turun hujan pada hari itu juga dan
curah hujan mencapai diatas 8 mm, maka keesokan harinya tidak dilakukan
penyiraman selama 1 hari penuh dan apabila curah hujannya hanya mencapai 4 mm
maka penyiraman dilakukan sekali saja pada pagi hari atau sore hari. Bila
terlihat akar pada permukaan polybag akibat percikan air, maka harus segera
ditutup tanah yang ada di polybag.
b. Penyiangan
Penyiangan
yaitu membersihkan gulma – gulma yang ada di dalam polybag dan diluar
polybag dengan cara manual, yaitu dengan rotasi kerja 2 kali dalam 1 bulan.
c. Pemupukan
Pemupukan
dilakukan setelah bibit berumur 1 bulan dengan mencampur pupuk dengan air,
yaitu dosisnya 2gr/liter air. Pada
minggu atau pemupukan pertama digunakan pupuk Urea dengan konsentrasi 2 gr/liter dan
pemupukan kedua digunakan pupuk NPK dengan konsentrasi
2 gr/liter untuk 100 pokok.
d. Pengendalian
hama dan penyakit
Monitoring
rutin terhadap bibit-bibit di polybag ini setiap hari dengan cara hand picking. Selain itu bahan kimia
juga bisa digunakan, seperti Sevin 85 S (pestisida) dengan konsentrasi 2 gr/liter air dan
dicampur Dithane M 45 (fungisida) dengan konsentrasi
1 gr/liter air.
e. Seleksi
bibit
Seleksi
atau thinning out (TO) bibit disini
adalah membuang bibit yang mati atau tidak normal atau juga terserang hama dan
penyakit sehingga tidak menular ke bibit yang lain. Contoh bibit yang abnormal
seperti bibit yang tumbuh kerdil, bibit yang anak daunnya kusut/kering atau bibit
yang daunnya sempit dan
memanjang
seperti
daun
lalang. Sekaligus seleksi bibit ini
dilakukan
sebelum transplanting bibit ke main nursery.
2. Main
Nursery
Pemilihan
lokasi main nursery merupakan faktor yang sangat penting. Lokasi yang tepat akan memudahkan pekerjaan di pembibitan
dalam menghasilkan bibit yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitas.
Kriteria lokasi pembibitan main
nursey sama dengan lokasi pembibitan di pre nursery, yaitu
letak pre nursery dekat dengan main nursery,
areal harus rata, dekat dengan sumber air dan
bebas dari hama penyakit.
Gambar 1. Lokasi
Pembibitan Main Nursery
Setelah
lokasi pembibitan diperoleh, maka bahan – bahan untuk media tanam harus disiapkan,
yaitu penyiapan tanah yang berasal dari lapisan top soil. Lokasi pengambilan
tanah berasal dari lokasi yang sebelumnya telah ditabur tandan kosong yang
telah terdekomposisi. Kemudian tanah diayak menggunakan ayakan dari kawat agar
tanah bersih dari kotoran seperti batu atau bekas akar. Lalu tanah dicampur
dengan pupuk RP sebanyak 5 kg/ton tanah.
Kemudian
polybag berukuran 45 x 50 cm dan tebal 0,2 mm disediakan dan dilubangi sebanyak
60 – 80 lubang. Polybag lalu diisi tanah tadi hingga setengah polybag, dipadatkan
dan setelah itu diisi hingga penuh dan sisakan + 2 cm dari bibir
polybag.
Setelah
itu, areal sebelumnya harus telah dipancang menggunakan jarak tanam 90 x 90 x
90 cm atau segitiga sama sisi. Jarak antar barisan 0.867 x 90 cm
= 77,9 cm (78 cm) atau menyesuaikan dengan luas areal. Pancang lurus ke semua arah, bertujuan untuk keseimbangan
pertumbuhan dan kemudahan pemeliharaan. Pemancangan pembibitan dilakukan secara
beregu terdiri dari 3 orang. Polybag yang sudah diisi tanah diletakkan tepat berada
di atas titik pemancangan sehingga bekas titik pancang berada pada titik tengah
atas polybag. Tiap petak disusun 5 baris polybag dan per barisnya 40 atau 50
bibit. Antara 2 petak dipisah dengan membuang barisan ke 6 dan kelipatannya.
Pemindahan bibit dari pre
nursery ke main nursery dilakukan saat
bibit berumur antara
bulan yaitu pada
saat bibit berdaun 2 – 3 helai. Bibit yang dipindah lebih dahulu diseleksi. Pengangkutan bibit menggunakan kotak
papan yang memuat 30 – 35 polybag. Sehari sebelum dipindahkan (transplanting)
ke polybag besar, bibit dari pre nursey harus disiram terlebih dahulu. Teknik penanaman bibit
dari
polybag pre nursery ke polybag main nursery adalah sebagai berikut.
- Lubang penanaman dibuat dengan menggunakan alat seperti
bor yang diputar dengan tangan.
-
Dasar baby
polybag disayat tetapi tidak mengenai akar.
-
Bibit dimasukkan kedalam
lubang dan baby polybag yang sudah disayat dasarnya ditarik perlahan
hingga terlepas.
-
Tanah dipadatkan dan
diratakan sehingga permukaan baby polybag sama dengan permukaan tanah polybag
besar.
Buat
papan merk di setiap petak di pembibitan yang berisi nomor petak, tanggal tanam,
jumlah bibit, tanggal pindah tanam dan nomor
persilangan.
Gambar 2.
Contoh papan merk di petak pembibitan
Pembibitan di main
nursery ini juga membutuhkan pemeliharaan
yang meliputi sebagai
berikut.
a.
Penyiraman
Penyiraman dilaksanakan pada pagi hari jam 06.00 –
10.00 dan sore hari jam 14.00 – 18.00. Areal penyiraman dibagi dengan membuat tanda – tanda seperti
bendera mengikuti peta areal penyiraman. Sebagai patokan diperkirakan
rata – rata
satu bibit dalam satu hari memerlukan 2 liter air.
Apabila malam hari turun hujan mencapai >
8 mm maka pagi dan sore tidak dilakukan penyiraman,
sedangkan dibawah > 8 mm pagi tidak disiram sedangkan sore disiram
dan sebaliknya. Pada pembibitan
di main nursery memiliki kamar pompa air
dan jaringan pipa yang berfungsi
untuk pensuplay air untuk penyiraman.
Penyiraman pada
pembibitan di main nursery menggunakan campuran antara air dengan LCKS (Limbah
Cair Kelapa Sawit). Air berasal dari sungai dan LCKS berasal dari kolam limbah.
Air dan LCKS dialirkan menggunakan pipa yang ditarik dari kamar pompa dan masuk
ke pipa besar secara bersamaan sehingga
dengan otomatis air dan LCKS bercampur menjadi satu didalam pipa besar.
Kemudian dari pipa besar dialirkan keseluruh jaringan pipa yang ada di pembibitan.
a. Drainase
Pembuatan
drainase pada areal pembibitan dimaksudkan agar tidak menimbulkan adanya
genangan air. Setelah drainase tersedia, perlu perawatan agar drainase dapat
berfungsi dengan baik. Ukuran parit
adalah lebar dasar 30 cm, lebar atas 70 cm dan kedalaman 40 cm.
b.
Penyiangan
Secara garis besar penyiangan di pembibitan utama
dibagi 2, yaitu penyiangan dalam polybag
dan penyiangan luar polybag.
Penyiangan dalam polybag dilakukan
dengan cara manual meliputi pekerjaan
mencabut gulma, menambah tanah, dan menggemburkan tanah dengan kayu (akar bibit jangan sampai
rusak). Kebutuhan tenaga disesuaikan dengan norma dan standart
fisik. Penyiangan di luar polybag dilakukan dengan
cara manual juga, yaitu dilakukan
dengan membersihkan gulma yang tumbuh diantara polybag dengan memakai cangkul. Kebutuhan tenaga kerja
pada pekerjaan ini disesuaikan dengan
norma dan standart fisik.
c.
Pemupukan
Pemupukan pada polybag besar di
main nursery adalah kelanjutan pemupukan di pre
nursery. Dosis pupuk juga berbeda sesuai dengan
umur tanaman dan ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel
4. Dosis Pemupukan yang Dianjurkan di Main Nursery
Umur ( minggu )
|
Jenis Pupuk
|
|||
Di Main Nursery
|
Terhitung dari Pre Nursery
|
NPK 15-15-6-4 (gr)
|
NPK 12-12-17-2 (gr)
|
Kieserite (gr)
|
2
|
14
|
2,5
|
-
|
-
|
3
|
15
|
2,5
|
-
|
-
|
4
|
16
|
5
|
-
|
-
|
5
|
17
|
5
|
-
|
-
|
6
|
18
|
7,5
|
-
|
-
|
8
|
20
|
7,5
|
-
|
-
|
10
|
22
|
10
|
-
|
-
|
12
|
24
|
10
|
-
|
-
|
14
|
26
|
-
|
10
|
7,5
|
16
|
28
|
-
|
10
|
5
|
18
|
30
|
-
|
10
|
-
|
20
|
32
|
-
|
10
|
5
|
22
|
34
|
-
|
15
|
-
|
24
|
36
|
-
|
15
|
7,5
|
26
|
38
|
-
|
15
|
-
|
28
|
40
|
-
|
15
|
7,5
|
30
|
42
|
-
|
20
|
-
|
32
|
44
|
-
|
20
|
10
|
34
|
46
|
-
|
20
|
-
|
36
|
48
|
-
|
25
|
10
|
38
|
50
|
-
|
25
|
-
|
40
|
52
|
-
|
25
|
10
|
Cara pemberian pupuk
adalah dengan menaburkan pupuk sesuai
dengan takaran, melingkari pangkal bibit dan jangan sampai
mengenai
daun atau akar. Alat
takaran pupuk harus sesuai dengan dosis yang ditentukan, satu takaran maksimum 2 kali tabur, agar
pelaksanaannya mudah.
f. Pemberian
mulsa
Pemberian mulsa adalah pemberian
penutup tanah pada polybag. Pemberian mulsa ini brfungsi untuk mengurangi
penguapan, menekan pertumbuhan gulma dan mencegah terkikisnya tanah pada
polybag akibat percikan air saat penyiraman ataupun air hujan. Mulsa berupa
tandan kosong sawit dan setiap polybag membutuhkan 500 gr mulsa yang diletakkan
di sekeliling permukaan polybag.
g. Pengendalian
hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang di
pembibitan main nursery adalah hama ulat, seperti ulat kantong. Pengendalian
menggunakan Sevin 85 ES dengan konsentrasi 2 gr/liter air. Sedangkan penyakit yang
sering menyerang adalah penyakit bercak daun dan dikendalikan dengan
menggunakan Dithane M 45 dengan konsentrasi 1 gr/liter air dengan rotasi 2 kali
sebulan.
h. Seleksi
bibit
Seleksi
atau Thinning Out (TO) dilakukan
berdasarkan ukuran pertumbuhan dan kondisi tanamannya. Pada kegiatan seleksi
bibit, ciri-ciri bibit yang jelek adalah bibit kerdil, daun bergulung, anak
daun rapat dan pendek karena teserang hama atau penyakit. Bibit seperti inilah
yang harus di buang.
C.
Penanaman
Dalam melaksanakan penanaman yang benar
akan menjamin tingkat pertumbuhan yang baik pula. Tahapan – tahapan dalam penanaman
adalah sebagai berikut.
1. Pemancangan
Untuk
daerah tanah datar jarak tanam yang ditentukan adalah 8,98 m x 7,78 m dengan
kerapatan tanaman 140 pokok, sedangkan untuk teresan jarak tanamanya 9,10 m x
8,16 m dengan kerapatan tanaman 110 pokok. Sebelumnya disiapkan alat – alat yang
akan digunakan dalam memancang seperti Theodolit, kompas, tali plastik, ajir
bambu dan kawat baja. Pemancangan awal dilakukan pada skala kecil 1 Ha. Setelah
selesai dilanjutkan dengan memancang seluruh areal. Pemancangan berfungsi untuk
menentukan titik tanam kelapa sawit.
2. Penanaman
Kacangan (LCC)
Jenis
kacangan yang digunakan adalah Mucuna
bracteata. Bibit kacangan sebelumnya dipersiapkan dengan cara disemaikan di
polybag kecil. Kemudian bibit dipelihara selama + 1,5 – 2
bulan. Penyiraman dilakukan sebaik mungkin dengan menjaga kelembaban polybag.
Tanaman
kacangan ditanam dengan sistem terpusat, artinya tanaman kacangan ditanam di
antara titik tanam kelapa
sawit. Lalu lubang tanam dibuat dengan ukuran sama dengan ukuran polybag kecil.
Setelah itu bagian bawah polybag disayat, lalu masukkan bibit ke dalam lubang tanam
sekaligus dengan polybag kecilnya. Kemudian ditutup dengan tanah lagi. Kebutuhan
tanaman kacangan 450 bibit/ha.
Satu
lubang tanam kacangan ditanam 3 bibit kacangan. Tanaman kacangan di tanam. Sebelum
ditanam, tanah digemburkan
agar
dapat mempercepat pertumbuhan tanaman kacangan itu sendiri. Pemeliharaan kacangan
adalah dengan pemupukan NPK 6 – 10 kg/Ha untuk umur 1 bulan dan RP 20 kg/Ha
untuk umur 2 – 3 bulan.
3. Pembuatan
Lubang Tanam
Lubang
tanam yang dibuat di kebun ini adalah dengan sistem Big Hole. Namun, pembuatan Big Hole ini hanya dibuat di daerah datar.
240
cm
70
cm 70 cm
Tankos 500 kg
60 cm 100
cm 60
cm
Gambar 3. Big
Hole
Setelah
lubang tanam selesai, 500 kg tankos diletakkan kedalam lubang. Setelah 2 bulan penanaman,
diberi tankos lagi sebanyak 500 kg. Tujuan dari pembuatan Big Hole adalah untuk mengisolasi Ganoderma. Untuk daerah teresean, lubang tanam di buat dengan ukuran kedalaman 40 cm dan lebar 60 cm. Pekerjaan
pembuatan lubang tanam dengan cara mekanis. Pembuatan lubang tanam dilakukan 1
bulan sebelum penanaman kelapa sawit.
4. Persiapan
Bibit
Umur
bibit yang siap tanam adalah berumur 9 – 12 bulan di pembibitan utama. Satu minggu sebelum
penanaman, bibit di putar terlebih dahulu dengan tujuan akar yang telah
menembus tanah terlepas. Sebelum bibit diangkut, bibit terlebih dahulu di
seleksi. Bibit yang sehat dikumpulkan dan diangkut ke areal tanam. Pagi hari
sebelum di angkut ke areal tanam
bibit
harus disiram.
5. Menanam
Sehari
sebelum penanaman, lubang tanam diberi pupuk RP 500 gr/ lubang. Cara menanam
bibit kelapa sawit yang baik adalah sebagai berikut.
a. Menyediakan
bibit yang berasal dari main nursery pada
masing-masing lubang tanam yang telah dibuat. Sehari sebelum bibit ditanam,
siramlah bibit yang ada pada polybag
agar kelembaban tanah dan persediaan air cukup untuk bibit.
b. Pupuk
dasar diberikan di lubang tanam, yaitu pupuk Rock Phospate sebanyak
500gr/lubang tanam.
c. Bibit
dimiringkan, alas polybag disayat
keliling dan ditarik. Lalu bibit diturunkan ke dasar lubang, letaknya
disesuaikan dengan baris tanaman. Setelah polybag dimasukkan ke dalam lubang, sisi
sebelah kri dan kanan polybag di sayat dari bawah ke atas dan tarik polybag
sampai terbuka setengah bagian. Timbun perlahan lubang tanam dengan tanah top
soil terlebih dahulu dan kemudian tanah sub soil dan terakhir tarik polybag
hingga terlepas semua Kemudian tanah dipadatkan
dengan
cara diinjak
– injak sambil
memperhatikan posisi bibit
harus sesuai dengan mata lima.
d. Polybag
bekas bibit diletakkan di atas pancang untuk menandakan bahwa bibit telah
selesai ditanam.
D.
Pemeliharaan
TBM
TBM atau tanaman belum menghasilkan
adalah tanaman yang belum memperoleh produksi sehingga perlu dipelihara.
Pekerjaan pemeliharaan kelapa sawit pada saat masih TBM adalah sebagai berikut
ini.
1. Inventarisasi
Tanaman
Inventarisasi
tanaman adalah kegiatan mendata tanaman yang mati, tumbang, rusak dan terserang
hama penyakit setelah 1 bulan ditanam di
lapangan. Biasanya bibit telah disediakan sebagai cadangan sehingga pergantian
tanaman bisa cepat dilakukan.
2. Konsolidasi
Tanaman
Konsolidasi
tanaman adalah kegiatan menegakkan tanaman yang tumbang atau roboh. Pekerjaan
konsolidasi tanaman hampir sama seperti pekerjaan yang dilakukan saat inventarisasi tanaman.
Pekerjaan dilakukan setiap bulan.
3. Pemeliharaan
Piringan dan
Gawangan
Pemeliharaan
piringan dilakukan dengan cara manual dan dengan menggunakan herbisida. Dengan
cara manual adalah dengan merayut, yaitu membersihkan piringan dengan menarik
tanaman penutup tanah yang pertumbuhannya kearah tanaman kelapa sawit secara manual
menggunakan parang atau golok.
Sedangkan
dengan herbisida, yaitu seperti Clean Up 65 cc/kep + Ally 2 gr/kep. Tujuan dari
pemeliharaan piringan adalah mencegah persaingan unsur hara antara tanaman
kelapa sawit dengan gulma.
Ukuran
piringan sendiri untuk TBM I adalah 1 m, TBM II 1,5 m dan TBM III 2 m. Pemeliharaan
gawangan menggunakan herbisida Glyphosat 500 ml/Ha + Ally 15 gr/Ha. Rotasi 2
sampai 3 bulan sekali.
4. Pemeliharaan
Jalan dan Drainase
Pemeliharaan
jalan dilakukan dengan menimbun jalan yang
berlubang serta memperbaiki jalan
– jalan yang rusak dan sekaligus dilakukan pengerasan pada jalan. Tujuan
pemeliharaan jalan adalah agar melancarkan segala transportasi di kebun kelapa
sawit.
Pemeliharaan
saluran drainase bertujuan agar aliran air menjadi lancar. Pelaksanaan
pemeliharaan dilakukan dengan cara menggali dan mendalamkan parit dan juga
membersihkan parit dari sampah – sampah yang mengotori parit. Kedua kegiatan
pemeliharaan ini dilakukan setahun sekali.
5. Pengendalian
Hama dan Penyakit
Hama
yang dominan menyerang di TBM kebun ini adalah Oryctes rhinoceros. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan bahan
kimia, yaitu Scud 100 EW dengan konsentrasi 75 cc/kep dan dosisnya 0,05
liter.pokok. Pengendalian hama dilakukan 1 bulan sekali dan dilakukan pada pagi
hari.
6. Pemupukan
Pemupukan
merupakan pekerjaan yang sangat penting bagi tanaman kelapa sawit. Karena
keberhasilan tanaman kelapa sawit sebagian besar adalah dari pupuk.
Untuk pemupukan TBM I dan II
harus
sesuai dengan umur tanamannya, seperti :
·
Umur 0 bulan :
500
gr RP
·
Umur 1 bulan :
200
gr/pokok Urea
·
Umur 3 bulan :
300
gr/pokok NPK
·
Umur 6 bulan :
300
gr/pokok Urea
·
Umur 9 bulan :
1
kg/pokok NPK
·
Umur 12 bulan :
400
gr/pokok Urea
·
Umur 13 bulan :
150
gr/pokok Kieserite
·
Umur 15 bulan : 1,5 kg/pokok NPK
·
Umur 18 bulan :
2
kg/pokok NPK
·
Umur 21 bulan :
700
gr/pokok Urea
·
Umur 24 bulan :
1
kg/pokok Urea, 500 gr/pokok TSP,
1
kg/pokokKCl, 400 gr/pokok Kieserite.
Sedangkan untuk TBM III, pemupukan
dilakukan dengan 3 x aplikasi. Aplikasi I pada bulan Maret, yaitu NPK 1,25
kg/pokok, RP 2,5 kg/pokok dan MOP 0,25 kg/pokok. Aplikasi II pada bulan Juni, yaitu NPK
1,25 kg/pokok dan Dolomit 1,25 kg/pokok. Aplikasi III pada bulan Agustus, yaitu
NPK 1 kg/pokok. Untuk areal tanah datar pemupukan dilakukan dengan cara
disebar, sedangkan untuk teresan pemupukan dilakukan dengan cara di poket, yaitu 4 poket/pokok.
Tujuan dilakukan poket pada teresan adalah agar pupuk tidak terlindi.
7. Kastrasi
Kastrasi
adalah kegiatan membuang bunga jantan dan betina yang tumbuh di TBM. Tujuan
dibuangnya bunga jantan dan betina adalah untuk mengurangi persaingan unsur
hara, sehingga pertumbuhan vegetatifnya maksimal. Dilaksanakan 1 kali sebulan mulai
saat tanaman berbunga 14 – 18 bulan sampai 26-30 bulan atau bila jumlah bunga
hasil monitoring pada suatu blok sudah mencapai 50%.
Caranya adalah semua bunga jantan
dan betina sampai ketinggian 30 cm di atas tanah dibuang, pelepah jangan
terpotong. Bunga yang masih kecil dipatahkan dengan gancu sedangkan bunga yang sudah besar
dengan alat dodos. Bunga-bunga tersebut dikumpulkan di pasar pikul dan kalau sudah kering
dibakar.
8. Tunas
Pasir
Dilakukan 1 kali saja pada saat umur
tanaman 18 atau 24 bulan. Semua cabang kering dipotong mepet ke pangkal batang dengan
alat dodos. Tujuan dari penunasan adalah untuk
sanitasi pohon yaitu dengan membuang
buah yang busuk dan penunasan pelepah yang kering sebagai persiapan panen.
Pelepah dan buah busuk diletakan di gawangan sawit. Untuk areal teresan pelepah
di susun di bibir teresan.
9. Pembuatan
TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)
Pembuatan
TPH dilakukan saat tanaman kelapa sawit sudah memasuki TBM III. Ukuran TPH
adalah 4 x 2 m. Pembuatan TPH dilakukan
dengan cara manual menggunakan cangkul,
yaitu menggaruk gulma – gulma yang ada di lokasi TPH.
10. Pembuatan
Pasar Pikul
Membuat
pasar pikul sebagai jalan untuk pemeliharaan tanaman dengan lebar 80 – 100 cm
dengan panjang 400 m dengan alat cangkul, parang babat. Caranya tanaman penutup
tanah yang berada ditengah gawangan dibuka dan dibersihkan menjadi jalan
kontrol atau pasar pikul.
·
TBM I : 1
pasar pikul untuk 8 baris tanaman
·
TBM II : 1 pasar pikul untuk 4
baris tanaman
·
TBM III : 1 pasar pikul untuk 2
baris tanaman
Pemeliharaan
pasar pikul dapat dilakukan dengan cara manual (garuk) dan dengan chemis
disemprot dengan herbisida Round Up 0,6 % + 2,4 D Amine 0,5 % serta rotasi 2
bulan sekali.
11. Dongkel
Anak Kayu, Lompong dan Kucingan
Dilakukan
dengan cara manual menggunakan cangkul dengan rotasi 3 bulan sekali.
12. Penyisipan
Pohon
yang mati atau tidak normal diganti dengan bibit yang baru. Jumlah sisipan yang
normal ialah TBM I = 5 %, TBM II = 2,5 %
dan
untuk
TBM III = 1 %.
13. Pembuatan
Titi Panen
Untuk
mempermudah pemanen mengambil atau mengangkut buah serta untuk mempermudah
proses pemeliharaan. Jumlahnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Lebar titi
panen + 20 cm dan panjang menyesuaikan dengan lebar parit.
E.
Pemeliharaan
TM
Sama halnya dengan masa pada waktu tanaman
belum menghasilkan (TBM), pada tanaman menghasilkan (TM) juga perlu dilakukan
pemeliharaan sebagai berikut.
1. Pemeliharaan
Piringan dan Pasar Pikul
Pemeliharaan
dilakukan dengan cara chemis, yaitu menggunakan herbisida Sun Up 55 cc/kep + Ally 2 gr/kep. Satu kep
untuk 25 pokok
dan
per pokok 0,6 liter.
2. Pemeliharaan
TPH
Dilakukan
untuk memudahkan memuat dan mengangkut buah ke pabrik dan kebersihan TBS serta
brondolan terjamin. Pemeliharaan TPH dilakukan dengan cara manual, yaitu
menggaruk rumput – rumput yang tumbuh di areal TPH dengan rotasi 6 x setahun.
3. Dongkel
Kayu – kayuan, Lompong dan Kucingan
Sama
dengan pemeliharaan di TBM, pekerjaan ini adalah mendongkel kayu – kayuan,
lompong serta kucingan secara manual menggunakan cangkul dan rotasi kerja 2 – 3 x setahun.
4. Inventarisasi
Tanaman
Inventarisasi
tanaman adalah kegiatan menghitung jumlah pohon yang hidup dan pohon yang mati.
Pekerjaan ini dilakukan 2 x setahun.
5. Penunasan
Penunasan
maksudnya adalah membuang pelepah yang tidak berguna bagi tanaman kelapa sawit.
Tujuan dari penunasan adalah memudahkan pemanen untuk memotong buah dan
mengurangi kehilangan brondolan yang tersangkut pada pelepah.
Cara
menunasnya adalah dengan memotong pelepah mepet ke batang. Untuk areal datar,
bekas pelepah hasil tunasan dipotong menjadi 2 bagian dan disusun di gawangan mati. Sedangkan untuk
areal teresan bekas pelepah
dipotong juga dan diletakkan di bibir
teras searah kontur.
6. Pemupukan
Pemupukan
untuk TM di kebun ini menunggu hasil dari analisa daun dan tanah
yang akan di rekomendasikan dari perusahaan dan sebagai sampel pemupukan TM
diambil dari Afdeling 6, yaitu pemupukan dengan 3 kali aplikasi.
Aplikasi 1 dilakukan pada bulan Maret dengan menggunakan
pupuk Compone dengan dosis 1,25 – 1,75 kg/pokok, MOP dengan dosis 0,25 – 0,75
kg/pokok, RP dengan dosis 0,25 – 2,5 kg/pokok.
Aplikasai 2 dilakukan pada bulan Juni dengan menggunakan
pupuk
Compone
dengan dosis 1,25 – 1,75 kg/pokok dan Dolomit dengan dosis 0,75 – 1,25
kg/pokok.
Aplikasi 3 dilakukan pada bulan Agustus dengan menggunakan
pupuk Compone dengan dosis 1 – 1,75 kg/pokok dan MOP 0,5 kg/pokok.
7. Perhitungan
Tandan Kelapa Sawit (Trossen Telling)
Dilakukan
2 x setahun, yaitu dengan menghitung jumlah bunga betina yang sudah
terbuka seludangnya dan menghitung semua tandan yang ada di pohon kecuali
tandan yang abnormal. Untuk
perhitungan bunga dan tandan perlu menentukan pohon sampel terlebih dahulu.
Pohon sampel ditentukan minimal 5 pohon/Ha.
Apabila
ada pohon sampel yang kebetulan tidak berbunga ditulis 0 tandan dan 0 bunga.
Bunga dan tandan yang telah dihitung kemudian dijumlahkan. Dari hasil sensus,
berapa rata-rata bunga
atau tandan dari pohon sampel. Produksi tandan per Ha adalah pekalian jumlah
tandan rata - rata per pohon dengan
berat tandan rata-rata per pohon per Ha.
Produksi
tandan/blok = Produksi tandan/Ha x Luas. Berat tandan rata-rata ditentukan
dengan mengambil kenyataan berat tandan rata-rata bulan terakhir yang dikoreksi
dengan adanya kenaikan berat tandan selama 6 bulan berasarkan pengalaman tahun
lalu.
8. Pemeliharaan
Jalan
Jalan
dipelihara untuk memudahkan dalam transportasi
panen, pemgangkutan bahan – bahan keperluan tanaman tidak terkendala serta
dalam pengawasan lebih mudah. Jalan dipelihara dengan cara menimbun lubang –
lubang di jalan, kemudian dipadatkan sehingga jalan menjadi rata keras. Perbaikan
jalan ini menggunakan alat berat, yaitu Road
Greeder dan rotasi 2 x setahun.
9. Pemeliharaan
Drainase
Pemeliharaan
drainase ada 2, yaitu mencuci parit dan mendalamkan parit. Mencuci parit
dilakukan dengan tujuan memperlancar aliran air dan mendalamkann parit
bertujuan untuk memperbaiki bentuk parit seperti semula.
Dalam mencuci parit dilakukan dengan membuang
semua gulma yang tumbuh di kiri/kanan parit serta membersihkan batang atau
sampah agar diangkat keluar parit. Sedangkan mendalamkan parit ialah parit
didalamkan dengan menggali tanah sampai dasar parit.
Rotasi
pekerjaan mencuci parit 1 tahun sekali dan mendalamkan parit 4 tahun sekali.
10. Pengendalian
Hama dan Penyakit
Pengendalian
untuk hama Oryctes dilakukan hanya di
TM muda yaitu dengan menggunakan Scud 100 ew dosis 75 cc/kep. 1 kep untuk 300
pokok. Untuk
pengendalian ulat api digunakan cara injeksi batang, yaitu dengan menggunakan Decis
2,5 EC dosis 100 ml/ha. Caranya adalah dengan membuat lubang pada batang
kemudian masukkan isnsektisida kedalam lubang
dengan dosis per lubang 10 cc/pokok. Untuk pengendalian ulat kantong melaui
injeksi akar, yaitu dengan memakai Diotrin 100 ml/ha. Caranya dengan mengambil
akar, lalu akar dipotong dan dimasukkan kedalam kantong plastik yang berisi
insektisida dan kantong diikat.
Untuk
penyakit yang sering menyerang adalah Ganoderma.
Pengendalian sudah dilakukan sejak awal, yaitu menaburkan Trichoderma sebanyak
1 kg/pokok kedalam
lubang tanam.
11. Analisa
Daun dan Tanah
Kesatuan
Contoh Daun adalah areal dimana diambil contoh daun yang merupakan satu
kesatuan untuk pemupukan. Sistem pengambilan pohon contoh adalah
dengan sistem tersebar, yaitu pohon contoh ditentukan berdasarkan barisan
pohon. Penentuannya adalah dengan 1/5,
maksudnya setiap 5 pohon diambil
1 pohon contoh. Pohon yang ditentukan harus sehat, tidak terserang hama
penyakit dan bukan pohon sisipan.
Cara
pengambilan daunnya adalah dengan menentukan pelepah k-17 terlebih dahulu.
Untuk mendapatkan pelepah ke-17, pertama lihat arah spiral pelepah, kemudian
cari pelepah ke-1, yaitu pelepah yang telah benar – benar membuka. Lalu, cari
pelepah ke-3, pelepah ke-3 berada
dibawah pelepah ke-1, dibawah pelepah ke-3 ada pelepah ke-9 dan dibawah pelepah
ke-9 adalah pelepah ke-17.
Setelah
pelepah ke-17 didapat, maka
pelepah tersebut di turunkan
menggunakan
egrek. Pelepah yang jatuh diambil anak daunnya yang terletak ditengah - tengah
pelepah. Bagian tengah itu dapat ditemukan karena bagian itu menonjol. Dari bagian tengah itu anak
daun diambil 2 dari kanan dan 2 dari kiri. Anak daun yang telah diambil
kemudian di potong menjadi 3 bagian, bagian yang diambil adalah bagian tengah
dengan ukuran + 20 cm. Anak daun yang telah di potong ini kemudian
dimasukkan ke dalam
kantong plastik dan dibawa ke laboratorium.
Pengambilan
contoh daun minimal setelah 2 bulan pemupukan. Pengukuran - pengukuran meliputi
panjang helai daun yang terpanjang (cm), lebar maksimum dari helai daun yang
terpanjang (mm), jumlah anak daun dari satu sisi pelepah, panjang pelepah (m) dan tinggi
pohon kelapa sawit dari tanah hingga sampai ke tempat bekas potongan pelepah
ke-17. Untuk analisa tanah, pengambilan contoh tanah menggunakan bor dan
kedalaman bor + 20 cm. Tanah diambil secukupnya dari piringan pohon
sampel dan kemudian tanah dimasukkan kedalam kantong plastik dan dibawa ke
laboratorium.
F.
Panen
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan
membentuk buah setelah berumur 2-3 tahun. Buah akan masak sekitar 5-6 bulan
setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan
warna buahnya. Pekerjaan saat
masa panen yang perlu diperhatikan adalah kriteria matang panen, rotasi panen, kapveld, hancak panen, alat – alat panen, caa
panen, kerapatan panen, P2B dan pengangkutan.
1. Kriteria
Matang Panen
Kriteria
matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah
pada saat yang tepat. Kriteri matang panen yang umum adalah :
·
Fraksi 00 = 0 % brondolan
·
Fraksi 0 = 0 % - 12,5 % brondolan
·
Fraksi 1 = 12,5 % - 25 % brondolan
·
Fraksi 2 = 25 % - 50 % brondolan
·
Fraksi 3 = 50 % - 75 % brondolan
·
Fraksi 4 = 75 % - 100 % brondolan
·
Fraksi 5 = > 100 % brondolan
Kriteria matang panen yang
diberlakukan di kebun ini adalah 5 – 10 brondolan jatuh di piringan sudah bisa
di panen. Kriteria matang panen itu berada pada Fraksi 2 dan Fraksi 3 dimana ada
1 – 2 brondolan yang jatuh/kg berat tandan.
2. Rotasi
Panen
Rotasi
panen adalah pusingan hari panen dalam seminggu. Kebun ini menerepakan rotasi
panen dengan 5/7. Maksudnya adalah dalam 7 hari terdapat 5 hari panen, yaitu
dari hari Senin sampai Jum’at. Namun, terkadang rotasi panen bisa berubah
menjadi 6/7 dan 7/7 karena harus mengejar produksi.
3. Kapveld
( Luas Areal Panen Harian )
Dengan
rotasi panen 5/7 maka setiap luas TM di afdeling dibagi menjadi 5 bagian dan
setiap bagian di panen mulai dari hari Senin sampai Jum’at. Setiap
bagian ini disebut kapveld dan kapveld ini diatur menyambung antara kapveld
hari Senin ke Selasa dan seterusnya sampai hari Jum’at. Selanjutnya kapveld hari
Jum’at harus menyambung ke Kapveld hari Senin.
4. Hancak
Panen
Hancak
panen adalah luasan areal yang menjadi tanggung jawab dari setiap pemanen pada
setiap hari. Ada 2 macam hancak panen, yaitu hancak tetap dan hancak giring. Hancak
tetap adalah hancak
panen yang diberikan kepada pemanen setiap hari dan tidak berubah – ubah.
Hancak giring adalah hancak yang berubah – ubah setiap harinya.
Sistem
hancak panen yang digunakan di kebun ini adalah sistem hancak tetap. Jadi,
dengan sistem hancak tetap pemanen mendapatkan luasan panen 2,5 Ha.
5. Alat
– alat Panen
Untuk
umur TM muda (3 – 5 tahun) alat panen yang digunkan adalah dodos, sedangkan
untuk TM dewasa (diatas 5 tahun) alat panen yang digunakan adalah egrek. Alat –
alat tambahan dalam kegiatan panen adalah gancu,
kereta sorong (angkong), goni, tali dan kapak.
6. Cara
Panen
Tandan
yang telah memenuhi kriteria matang panen dipotong menggunakan dodos atau egrek
sesuai umur tanaman. Pelepah dibawah tandan yang dipanen dipotong mepet (untuk
tanaman dewasa), sedangkan pada TM muda pelepah tidak dipotong hanya diambil
buahnya saja. Pelepah yang telah diturunkan dipotong menjadi 2 bagian menggunakan
kapak dan hasil potongan disusun di gawangan mati (untuk areal datar),
sedangkan untuk teresan pelepah disusun di bibir teresan.
Tandan
buah segar (TBS) yang telah dipanen, dinaikkan ke angkong menggunakan gancu,
kemudian dibawa ke TPH. Lalu TBS yang berada di TPH disusun 5 – 10 tandan per
baris dengan syarat pangkal TBS dipotong menggunakan kapak sampai berbentuk mulut kodok (V) dan diberi nomor pemanen. Semua brondolan yang
tertinggal di piringan, dikutip dan dimasukkan kedalam goni hingga goni terisi penuh lalu
diikat dan diletakkan di tempat pengumpulan
hasil.
7. Kerapatan
Panen
Kerapatan
panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat kerapatan pohon matang
penen di dalam suatu areal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan minimal satu
tandan yang matang panen. Sebagai contoh, kerapatan panen 1 : 5, artinya setiap
5 pohon akan ditemukan minimal 1 tandan kelapa sawit yang matang panen.
Perhitungan dilakukan pada areal yang akan dipanen keesokan harinya.
8. P2B
(Petugas Pemeriksa Buah)
Pekerjaan
P2B adalah memerikasa buah di TPH serta memeriksa kebersihan brondolan di
piringan. Pemeriksaan buah dilakukan dengan memeriksa buah yang sudah masuk
dalam kriteria matang panen yang telah ditetapkan. Apabila ada buah yang fraksi
00 dan fraksi 0, maka buah tersebut diberi tanda silang di pangkal buah
kemudian dicatat jumlahnya, sedangkan apabila buah tersebut memang sudah layak
panen maka diberi tanda check list.
9. Pengangkutan
Tandan
buah segar yang telah di panen dan dikumpulkan di TPH harus segera diangkut
sampai ke pabrik kelapa sawit pada hari itu juga. Apabila ada keterlambatan
dalam pengangkutan atau buah restan maka dapat menyebabkan kenaikan asam lemak
bebas (ALB).
Kendaraan
untuk pengangkutan adalah sistem borongan sehingga jumlah kendaraan dapat
disesuaikan sesuai realisasi produksi harian. Selain jumlah kendaraan, kondisi
jalan sangat menentukan kelancaran pengangkutan.
G.
Pengolahan
Panen
Kebun Pabatu memiliki Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) Terpadu. Yang dimaksud dengan terpadu adalah pabrik memiliki Pengolahan CPO,
Pengolahan PKO dan Power House. Namun, hanya di pengolahan CPO yang telah dijalani
dan dipelajari secara umum.
Pengolahan CPO dimulai dari TBS
diangkut, dibawa ke pabrik dan masuk ke jembatan timbang. Setelah ditimbang,
TBS masuk ke Loading Ramp yang bertujuan sebagai tempat penampungan TBS. Di
Loading Ramp ini TBS disortasi. Setelah itu, TBS yang telah disortasi masuk ke dalam
lory untuk di masukkan ke dalam stasiun perebusan (Sterilizer). Kapasitas 4
ton/lory dan direbus selama 50 menit.
Tujuan perebusan adalah agar brondolan mudah terlepas saat proses penebahan,
memberhentikan asam lemak bebas (ALB) dan melunakkan brondolan. Kemudian, lory yang membawa TBS yang telah selesai direbus dikeluarkan dan lory
di angkat menggunakan Hoisting Crane lalu
dituangkan ke dalam mesin penebah (Thresser). Tujuan dari penebahan adalah
untuk melepaskan dan memisahkan brondolan dari janjangan semaksimal mungkin. Tankos
yang telah terpisah dikeluarkan
masuk ke Hopper dan tankos masuk ke truk dan dikirim ke lapangan.
Brondolan yang telah terpisah dari
janjangan lalu dikirim ke stasiun pres melalui Digester. Brondolan di pres di
mesin Screw Pres untuk mengeluarkan minyak yang maksimum.
Setelah minyak diperoleh, minyak masuk
ke stasiun pemurnian minyak. Untuk menjernihkan dan mengurangi kadar air pada
minyak CPO, minyak masuk ke mesin Vibrating Screen dan setelah dilakukan
penjernihan minyak ditampung didalam Crude Oil Tanc.
Setelah itu, minyak di alirkan ke dalam Clarifier Tanc
untuk dipisahkan antara minyak dengan padatan – padatan. Minyak masuk ke Pure
Oil Tanc sedangkan padatan – padatan masuk ke Sludge Tanc.
Dari Pure Oil Tanc minyak di alirkan
lagi ke Oil Purifier untuk di jernihkan lagi. Setelah itu minyak masuk ke Vacum
Drier untuk di pisahkan dari air dan minyak CPO pun dihasilkan dan ditampung di
Oil Storage Tanc.
Bagan
pengolahannya adalah sebagai berikut
TBS
|
Jembatan Timbang
|
Loading
Ramp
|
Sterilizer
|
Thresser
|
Hopper
|
Digester
|
JJK
ke Lapangan
|
Screw
Press
|
Vibrating
Screen
|
Crude
Oil Tanc
|
Clarifier
Tanc
|
Pure
Oil Tanc
|
Oil
Purifier
|
Vacum
Drier
|
Oil
Storage Tanc
CPO
( MKS )
|
Sludge
Tanc
|
Gambar.
Bagan/skema pengolahan kelapa sawit menjadi CPO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar